-|About Prince|-

1.1K 298 3
                                    

"Masuklah,"

Yujin yang baru ingin membuka mulut langsung kembali mengatup. Dia bergerak maju, memasuki wilayah aula suci dengan bertelanjang kaki.

"Duduk,"

Gadis itu langsung duduk, tepat di depan sesepuh yang memejamkan mata.

"Saya senang karena Tuan Putri mau inisiatif untuk mencari tau segala hal tentang Pangeran." Ucap sesepuh dengan suara rendah. "Saya dengan jujur, akan menceritakan sampai Tuan Putri tau seluruh hal tentang Pangeran bungsu Kim."

Yujin membungkuk kepala, "Saya dengan hormat juga akan mendengarkan cerita sesepuh dengan baik."

Hening menjera di dalam aula. Yujin dengan sabar menunggu sesepuh selesai dengan urusannya. Sambil menunggu, Yujin diam-diam melirik ke seluruh penjuru di dalam ruangan bercat putih bersih tanpa noda ini.

Banyak lukisan-lukisan bendera kemenangan yang di angkat oleh Raja terdahulu. Setiap lukisan berjejer, dengan Raja yang berbeda. Sampai di akhir, Yujin menemukan foto Raja yang terlihat masih muda.

"Istana ini di bentuk sejak zaman peradaban sebelum Masehi sehingga melahirkan 12 pemimpin." Sesepuh mulai bercerita. "Sejak Raja pertama, Kim Rae-sang hingga Raja ke dua belas, Kim Do-sang, kemenangan dalam peperangan selalu di raih kerajaan ini."

"Maaf memotong, tapi dimana raja kedua belas?" Tanya Yujin.

"Raja ke dua belas sudah meninggal dunia." Jawab sesepuh membuat Yujin tercekat. "Dalam peperangan besar, Raja bertaruh nyawa untuk mempertahankan bendera kemenangan mereka, juga demi keselamatan rakyat." Sesepuh berhenti sejenak, "Sehingga setiap kali Raja mengangkat bendera kemenangan, di saat itu juga beliau mati di tempat."

Tangan Yujin terkepal kuat. "Lalu, saat ini.. siapa yang memegang tahta?"

Sesepuh tidak langsung menjawab. Sampai matanya terbuka, menatap Yujin dengan pandangan dalam.

"Saat ini, istana tidak memiliki raja. Pangeran bungsu Kim masih menjadi Putra Mahkota di karenakan Yang Mulia Ratu yang akan menduduki tahta sementara hingga umur Pangeran bungsu mencapai batas."

"Jadi..? Pangeran Kim Doyoung.."

Sesepuh mengangguk.

"Kenapa tidak Pangeran sulung Kim yang menjadi Putra Mahkota? Bukankah anak sulung yang selalu―"

Sesepuh menggeleng menyela. "Sebelum Raja pergi berperang, beliau melatih kedua putranya secara bersama. Beliau sendiri yang melihat perkembangan kedua putranya dalam bidang ekonomi, kepemimpinan juga keahlian berpedang." Sesepuh berhenti sejenak, "Sampai, beliau memilih Pangeran bungsu Kim yang jauh lebih mengesankan di matanya."

Sesepuh yang awalnya sibuk melihat ke lantai, sekarang kembali menatap Tuan Putri di depannya.

"Apa anda memperhatikan Tuan Putri? Pangeran bungsu Kim lebih mudah mengatur emosi, patuh di depan para sesepuh, berlatih keras, sehingga memperlihatkan wibawa seorang Raja." Sesepuh itu kembali memejamkan mata. "Pangeran bungsu Kim―"

"Maaf, tapi ada yang ingin saya tanyakan." Sela Yujin. Sesepuh menganggukan kepala, memperbolehkan. "Saya mendengar rumor di wilayah Ahnalon, jika Pangeran bungsu Kim.. sama sekali tidak ramah terhadap warganya. Bukankah itu tidak termasuk attitude seorang Raja?"

"Dan anda percaya Tuan Putri?" Sesepuh justru balik bertanya membuat Yujin mengatup bibirnya rapat. "Semua yang anda dengar tentang Pangeran bungsu Kim, bukanlah kebenaran atau kebohongan. Seiring anda mengenal Pangeran, anda akan tau, mana yang benar, dan mana yang kebohongan."

"M-maafkan saya." Yujin meringis, membungkukan kepala.

"Pangeran bungsu Kim itu.. bukan anak yang ramah, bukan juga anak yang jahat." Ucap sesepuh membuang nafas. "Kepribadian Pangeran tidak bisa di deskripsikan. Entah ia jahat atau baik, entah ia bijaksana atau egois." Sesepuh menolehkan kepalanya ke arah lukisan Raja ke dua belas. "Tapi Raja, sudah memilih Pangeran bungsu Kim menjadi putra mahkota yang kelak menjadi raja ke tiga belas."

"Ada hari dimana Pangeran menjadi sosok yang ramah dan peduli, tapi juga tak luput dari pribadi yang dingin tidak tersentuh."

Yujin meneguk ludah memikirkan bagaimana nasibnya jika dia berhadapan dengan Pangeran dengan kepribadian labil seperti itu.

"Jika Tuan Putri ingin tau, dahulu Pangeran bungsu Kim pernah memotong jari Yang Mulia Raja."

Yujin melebarkan mata, dengan bibir terbuka kecil saking tidak percaya.

Sesepuh tersenyum simpul. "Apa yang anda pikirkan Tuan Putri?"

Gadis Kim itu merundukan kepala. "Kejam?" Jawabnya tidak yakin. "Ntahlah.. aku merasa, terlalu terkejut mendengar Pangeran bisa melakukan hal itu."

"Tuhan memberikan takdir yang baik bagi Pangeran bungsu Kim." Ucap sesepuh dalam hati. Mata sesepuh terpejam, dengan bibir mengukir senyuman. "Pangeran di hukum saat itu, di penjara dalam kamarnya sendiri dan tidak di perbolehkan berburu bersama Raja hari itu."

"Akibat perbuatan Pangeran, Raja tidak bisa berburu malam itu. Raja harus istirahat agar jarinya membaik."

Kemudian sesepuh bertanya, "Apa anda tau apa yang terjadi, Tuan Putri?"

Yujin menggelengkan kepalanya.

"Hutan yang menjadi tempat perburuan Raja di bakar habis oleh kerajaan musuh akibat beribu panah yang di luncurkan membawa api."

Yujin membeku.

"Jika malam itu Raja pergi, besar kemungkinan Raja wafat, karena sepanjang hutan sudah di pasangi pagar besi setinggi 5 meter." Ucapan sesepuh membuat Yujin tau apa endingnya.

"Jadi..?" Gadis itu menelan ludahnya. "Dengan kata lain, Pangeran bungsu Kim yang menyelamatkan Raja tanpa sadar?"

"Lebih tepatnya," Sesepuh menggantung ucapannya dengan membuka mata kembali, menatap Tuan Putri. "Pangeran bungsu Kim sendiri sudah tau. Hanya saja, jika dia hanya berbicara akan di anggap omong kosong karena saat itu Pangeran berumur 3 tahun."

Tangan Yujin reflek menutup mulutnya sendiri. Terlalu terkejut mendengar semua fakta.

"Mungkin cara Pangeran memang kejam, tapi jika Tuan Putri lebih dalam memahami kepribadian juga pola pikir Pangeran, Tuan Putri akan tau dan mengerti bagaimana Tuhan menakdirkan anda dengan Pangeran bungsu Kim."

Gadis Kim itu hanya terdiam dengan pandangan menatap lantai.

"Ingatlah, Tuan Putri,"

Kepala Yujin terangkat, menatap dalam sesepuh.

"Takdir Tuhan tidak pernah salah. Dua insan yang ia takdirkan dalam kebersamaan, adalah untuk saling melengkapi kekurangan makhluknya."

Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang