-|Stories about Orlankim|-

594 119 13
                                    

Maaf kalau setiap up lama banget. Karna aku mikir kalau aku up kecepetan dan bab terakhir masih dikit vote, nanti tenggelem sama bab baru. Dan terus begitu.

Sorry, ya! Ini aku nulis dari jam 1 AM, jadi kalau berantakan penulisannya, maaf lagi. Udh ngantuk soalnya:')

****

18 tahun lalu..

Kelahiran bayi dari pasangan Ratu dan Raja Ahnalon membuat negeri itu dipenuhi rasa bahagia. Penduduk beramai-ramai menghadiri dan memeriahkan acara kelahiran sang bayi yang terlahir dengan takdir sebagai Putra Mahkota dan kelak dipastikan menjadi Raja.

Namun sebuah rumor tersebar. Raja Orlankim memiliki selir meskipun memiliki takdir. Para Tetua tentu saja khawatir tentang rumor. Namun Raja tidak memberi tindakan untuk rumor ini karna terus mengurus putra dan istrinya.

7 bulan setelah kelahiran, kerajaan kembali menggelar acara. Acara besar di luar istana― sebuah tempat suci tempat Pli Aga berada. 7 bulan setelah kelahiran, bayi Raja selalu diberi keberkahan dan kesucian agar berumur panjang dan mulia serta bijaksana untuk memimpin negeri.

Namun malam di tengah acara itu, seorang wanita bertudung merah berjalan terseok dengan kaki dipenuhi darah. Juga seorang bayi yang terbungkus kain putih di gendongannya.

Warga dan tamu menyingkir dari jalan. Memperhatikan penuh wanita itu yang terus berjalan ke arah Raja dan Ratu yang menggendong bayi mereka. Ketika satu meter di hadapan Raja, wanita itu jatuh yang membuat sang Raja reflek menghampirinya.

"Lee Iljang!" Seru Raja khawatir. Tanpa dia sendiri sadari sudah berjongkok di hadapan wanita itu yang mampu membuat semua terkejut serta bingung.

Sang tetua membelah lautan para tamu dan warga untuk menghampiri Raja dan wanita asing itu. Kemudian beliau memegang pundak Raja membuat Raja itu seketika sadar apa yang dia lakukan. Dia segera menolehkan kepala ke arah istrinya, "Seyong.."

Seyong― takdir Raja itu mundur selangkah ke belakang sambil memeluk putra mereka erat. Kian lama, dia tergerak untuk berbalik badan dan melarikan diri dari sana.

Raja berdiri, hendak mengejar. Namun tangan wanita itu menyentuh tangan Raja― menahannya. Semua semakin terkejut, bahkan berbisik mengenai hubungan Raja dan wanita itu.

"Lepas."

Lee Iljang tersenyum kecil, "Aku.. melahirkan bayi kita."

Sementara itu, Seyong yang berlari berhenti berjalan di hutan belukar. Wanita itu bernafas cepat dan terus mempererat pelukannya dengan putranya. Hingga telinganya mendengar teriakan prajurit yang memanggilnya, Seyong mengambil langkah untuk masuk ke dunianya.

***

7 tahun setelah kepergiannya, Ratu kembali. Wanita itu memakai tudung hitam juga menggandeng seorang anak laki-laki yang juga memakai tudung yang sama.

"Tunggu, siapa kalian?" Prajurit bertanya tegas. Kening mereka berkerut curiga. "Lepas tudung kalian." Perintahnya.

Seyong melepas tudungnya dan menghentikan pergerakan putranya yang juga ingin membuka tudungnya. Melihat Ratu mereka yang hilang 7 tahun, prajurit itu segera membuka gerbang setelah memohon ampun.

Ratu masuk ke dalam, masih dengan menggandeng putranya. Hingga saat memasuki ruang singgasana, sang Raja yang duduk di tahtanya langsung berdiri menatap tidak percaya wanita yang berjalan di karpet merah menuju ke arahnya.

"Seyong.." sebut Raja dengan tangan bergetar.

Wanita itu bersimpuh di depan Raja, begitu juga dengan putranya. "Saya kembali untuk Raja bersama putra kita," dia menggantung ucapannya sembari menoleh ke samping, menatap putranya yang masih merundukkan kepala. Tangan Ratu tergerak untuk membuka tudung putranya hingga rambut hitamnya terlihat. "Kim Doyoung."

Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang