-|Perjury|-

662 142 22
                                    

"Tuan Putri Kim Yujin yang merencanakan penculikannya sendiri."

Semua yang ada di dalam ruangan terdiam, terlalu terkejut. Seluruh atensi langsung mengarah pada Yujin yang juga tidak berkata apapun dengan nafas tercekat begitu mendengar pengakuan dusta dari pria itu. Begitupun Pangeran yang sama terkejutnya karena mendengar pengakuan yang tidak sesuai dengan apa yang dia dengar.

"Apa yang kau maksudkan? Adakah kau berbohong?" Tanya Tetua dengan kening berkerut tipis. "Hukum Tuhan nyata, kau akan mendapatkan ganjaran jika berdusta dan menjatuhkan nama baik Putri Raja." Tegas Tetua mengingatkan.

"Saya berani ambil sumpah." Kata pria itu tenang, dan penuh keyakinan membuat seluruh orang yang mendengar menutup mulut mereka terkejut. Ini nyata. Sumpah terjadi.

Kedua tangan Pangeran terkepal kuat, menatap penuh amarah pada pria itu. "Kau―" Doyoung tidak dapat melanjutkan ucapannya saat merasakan rasa sakit seolah dicambuk menggunakan tali besi di punggungnya. "Akh!"

Tabib langsung menangani Pangeran dan mencoba menyembuhkan luka di punggung Pangeran yang semakin memerah dari sebelumnya― menandakan adanya cambukan yang kembali Pangeran dapatkan. "Ada yang aneh disini." Kata tabib membuat mereka bingung.

"Apa yang terjadi?" Tanya Tetua menghampiri ranjang. Tangan Tetua terulur, menyentuh punggung Pangeran yang tengah terduduk. Rasa panas yang hangat― seperti baru dicambuk. "Tuhan kembali murka."

Tabib mengangguk setuju, "Tuan Putri, anda―"

"Dia pelaku yang merusak ketenangan kerajaan." Ucap Cadenza penuh tekanan. Matanya menatap Yujin tajam. "Bahkan dia berani menuduhku sebagai pelaku penculikannya. Benar-benar licik!" Ungkap Cadenza dengan nafas memburu cepat.

"Aku tidak melakukannya." Yujin mengepalkan tangannya erat, menatap Cadenza penuh emosi dengan mata memerah menahan tangisannya. "Apa gunanya aku melakukannya?! Jangan memfitnah sembarangan!"

"Fitnah?" Cadenza berdecih sinis, "Ucapan yang di ungkap seseorang yang sudah bersumpah itu kenyataan, Putri Ahn Yujin." Peringat Cadenza tersenyum sinis.

Bungkam. Yujin tidak dapat berkata apapun. Lidahnya kelu. Semuanya terasa berat, nafasnya pendek. Yujin tidak percaya pada pria yang di depannya yang dengan berani mengungkapkan sesuatu secara dusta atas namakan sumpah. "k-kau sudah gila.." ucap Yujin pada pria itu dengan sorot mata kosong.

Pria itu menghela nafasnya berat. "Aku sudah bersumpah atas namakan Tuhan. Aku tidak mungkin berbohong." Ucapnya meyakinkan membuat Yujin menggelengkan kepala tidak percaya. "Putri Yujin sudah merencanakan penculikan in―"

"Apa buktinya?!" Teriak Yujin dengan emosi meledak. Kedua tangannya sudah mengepal penuh emosi, "Berikan aku buktinya."

"Sumpahku adalah jaminan. Kurasa itu sudah cukup Tuan Putri."

Rasanya Yujin merasakan oksigen di sekitarnya menipis. Gadis itu sudah sesak nafas karena kebohongan serta fitnah yang dia hadapi. "Percaya padaku, aku tidak melakukannya." Yujin masih mencoba menjelaskan, meskipun kini, semua tatapan menatapnya dingin dan kecewa. "Aku―"

bruk!

"Yujin!" Doyoung bergerak turun dari ranjang, mengabaikan rasa sakitnya. Pangeran itu memeluk takdirnya yang jatuh pingsan dengan rasa amarah meledak. Ekor matanya melirik pria saksi itu dengan sorot mematikan. 

"Pangeran." Panggil Tetua, menepuk bahu Doyoung. "Putri Yujin harus tinggal sementara di penjara bawah tanah sebagai bentuk peringatan agar kejadian seperti saat itu tidak Putri ulangi kembali."

"Yujin tidak melakukannya." Tegas Pangeran membuat Tetua menghela nafasnya berat.

"Sumpah itu akan menjadi keberkahan jika diungkap secara jujur, namun sumpah bisa menjadi malapetaka jika diungkapkan dengan kebohongan." Kata Tetua membuat Doyoung terdiam. "Jika Putri Yujin di fitnah dengan sumpah palsu, maka Tuhan akan memberkati hidup Tuan Putri dengan seribu kebaikan atau akhir yang bahagia untuk hidupnya." 

Prince(ss)Where stories live. Discover now