-|Fragrant|-

1.1K 270 8
                                    

"Pangeran,"

"Ada apa?" Doyoung menyahut dengan pandangannya yang di alihkan ke arah takdirnya.

Yujin hanya menunjukan senyum tipis dengan pandangannya yang menuju ke depan. Doyoung sejenak terpaku melihat senyum indah dan cantik milik takdirnya. Tidak tau kenapa, senyum Yujin candu dan menular.

Saat ini keduanya sedang di pedesaan tanpa satu pun penjaga. Selama ada takdirnya, Yujin akan aman, maka dari itu, Pangeran melarang siapapun ikut acara jalan mereka berdua.

"Udara pedesaan memang sangat segar." Ucap Yujin di angguki setuju oleh Pangeran yang kembali melihat lurus. "Apa Pangeran sering memantau warga?" Tanya Yujin, memandang takdirnya.

Doyoung tidak langsung menjawab. Pandangannya tiba-tiba saja kosong membuat Yujin sedikit takut.

"Tidak sering,"

Jawaban Pangeran membuat Yujin membuang nafas saking paniknya takut Pangeran tiba-tiba marah.

"Ah begitu," Yujin berucap canggung, nadanya terdengar kaku dan takut.

Pangeran sadar. Dia menatap takdirnya dalam dengan wajah tanpa ekspresi. "Kau takut denganku?"

"Apa?" Yujin kaget, reflek menatap wajah Pangeran yang berada di depannya. Gadis itu menahan nafas, merasakan hembusan nafas keluar dari bibir Pangeran. Yujin menggelek salivanya diam-diam lalu mengalihkan muka dengan cepat. "A-ah.. tidak juga.."

"Begitu?" Doyoung mengangguk sambil menjauhkan kepalanya. Dia kembali berjalan dengan Yujin di sebelahnya. "Bagaimana dengan-mu, suka berjalan di pedesaan rakyat?"

Yujin mengangguk antusias membuat Pangeran kembali menatapnya. "Aku bahkan kenal dengan seluruh rakyatku!" Yujin mengatakannya dengan menggebu, membuat Pangeran mengangkat ujung bibirnya.

"Kau yakin? Populasi rakyatmu tidak sedikit."

"Kau meremehkanku?" Yujin membalas, menatap takdirnya dengan kernyitan tajam. "Kalau kau mau, aku bisa memberi tau-mu nama-nama rakyatku!"

Doyoung hanya terkekeh, dengan pandangan kembali lurus ke depan.

Keduanya kembali diam. Merasakan wajah mereka yang di hembuskan angin pedesaan. Keduanya berjalan dengan langkah yang sama, di atas tanah rakyat.

"P-pangeran.."

"Cepat lari!"

Yujin menatap aneh dengan kernyitan tipis melihat dua pria yang baru saja berlari. Kemudian gadis itu terpaku dengan tatapan terkejut, saat hembusan angin berhembus di sebelahnya dan melihat Pangeran berlari―mengejar dua pria itu.

"Pangeran!"

Teriakan Yujin tidak membuat Pangeran berhenti. Gadis itu terpaksa berlari dengan gaun di tubuhnya, mengejar takdirnya yang sangat cepat berlari.

Sedangkan di kejauhan, dua pria itu terus berlari, tidak memperdulikan mereka menghancurkan dagangan rakyat di pasar. Mereka hanya tidak ingin, dan berharap, jangan sampai Pangeran bungsu Kim menangkap mereka.

Mereka takut, Pangeran bungsu Kim terlalu kejam.

Yujin yang melihat kekacauan di pasar, membuang nafas kecapekan. Gadis itu berjalan ke arah salah satu rakyat yang sibuk membereskan dagangannya.

"Biar saya bantu, Kek."

"T-tuan Putri.."

Yujin tersenyum kecil. "Tidak apa. Anggap saja permohonan maaf atas nama Pangeran."

"Tidak perlu." Kakek menggeleng. "Ti-dak usah di bantu, saya―"

"Tidak apa Kek." Yujin menyela kekeuh, sembari membereskan buah-buahan yang tergeletak.

Prince(ss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang