|Satan's fire|

562 151 12
                                    

"Cadenza!"

Yujin terus berteriak sembari mengangkat gaunnya supaya jalan lebih leluasa dan menghindari ranting kayu. Kini dia sudah berada di dalam hutan yang memiliki pohon tinggi seperti menembus langit. Gadis itu tidak terlihat ketakutan, justru khawatir. "Putri Lee Cadenza!"

"Akh!" Yujin meringis. Kepalanya merunduk, kemudian melihat kakinya terlilit rotan berduri. Gadis itu mendesis tertahan, sebelum membungkuk untuk melepas rotan itu meskipun jari-jarinya terluka.

Nekat, Yujin membongkar rotan itu terburu-buru. Bibirnya dia gigit, kemudian menarik dengan cepat kakinya hingga menciptakan luka gores yang dalam dan lebar. Darah mengalir di pergelangan kakinya. Gadis itu menghela nafasnya, kemudian memejamkan matanya sesaat sebelum kembali berjalan tertatih.

Suara burung hantu terus terdengar di telinganya. Tanpa peringatan, burung hantu terbang di sebelahnya membuat Yujin terkejut. Gadis itu hampir menangis karena mulai ketakutan. Meskipun bulan memperlihatkan purnama yang terang, kegelapan malam tetap membuatnya merinding hebat.

Yujin berhenti berjalan. Tangannya menopang di pohon, kemudian mencoba mengatur nafasnya. "Nggak boleh takut. Putri Cadenza pasti dekat sini." Gumamnya menguatkan diri. "Kalau aku tidak bisa membawa Putri Cadenza, Pangeran bisa celaka." Tambahnya dengan raut khawatir.

"AAAAAA!!"

Suara teriakkan familier itu membuat Yujin reflek menoleh ke arah suara. Itu suara teriakkan Cadenza. Tanpa basa-basi, Yujin mempercepat jalannya ke arah suara, meskipun merasakan sakit dan nyeri yang berdenyut di pergelangan kaki kanannya.

Hingga Yujin berhenti, sebab matanya melihat jurang di depannya. Tidak ada jalan. Kecuali..

"Putri Cadenza tidak mungkin disana, kan.." gumam Yujin menelan salivanya dalam. Tidak bisa di pungkiri, dia takut untuk melewati jembatan yang menghubungkannya ke daerah kaum diavoliki fotiabangsa penyihir tingkat ketujuh.

"AAAAA!!"

Suara Cadenza semakin kuat. Yujin mengepalkan tangannya, sebelum berjalan ke arah jembatan itu. Matanya menatap takut daerah di depan sana. Dari tempatnya, Yujin bisa melihat banyak Api Satan berwarna ungu bercampur hitam yang berterbangan. Mereka penjaga daerah itu, dan tidak mungkin Yujin pergi kesana.

"TOLONG!! TOLONG, SAKIT!!"

Tanpa memikirkan risiko lagi, Yujin berjalan melewati jembatan yang di bawahnya terdapat jurang curam yang dalam. Gelap membuat jurang itu semakin terlihat menakutkan, namun tidak meruntuhkan Yujin untuk berhenti. Pikirannya terus cemas akan keadaan Cadenza, begitu juga dampak yang akan suaminya dapatkan nantinya.

Dirinya dan Putri Cadenza tidak boleh mati, sebelum Putra Mahkota naik tahta.

Melangkahkan kaki di daerah diavoliki fotia, Yujin langsung bernafas cepat karena jantungnya berdetak lebih cepat. Kedua tangannya bergetar hebat, karena ketakutan menyerang dadanya.

"Hadapi masalah dengan tenang. Halau ketakutan kamu dengan hasil yang kamu peroleh saat melewatinya. Jangan pernah takut menghadapi masalah, karena ketakutan menghancurkan."

Tangan Yujin terkepal. Gadis itu membuka matanya tajam, kemudian melangkah semakin masuk ke dalam daerah penyihir tingkat tujuh itu. Diavoliki fotia, bangsa Api Satan yang memiliki sihir kuat. Apinya setara dengan api Naga yang Heracles bunuh, Hidra.

"Tolong siapapun.. tolong aku.."

Suaranya semakin dekat. Yujin menoleh ke sekitar, waspada juga mencari Cadenza. Hingga kedua netranya, menatap Cadenza yang terikat di atas pohon dengan keadaan tangan tergantung. Api Satan mengelilingi dirinya.

Prince(ss)Where stories live. Discover now