38 | Pak Moderator

1.4K 361 306
                                    

Mohon maaf lahir dan batin karena lama update👉👈
Jangan teror Author 👀

Yuk komen yang banyak biar makin anu updatenyaaa
300+ komen kita gaas!
Ada kejutan di part selanjutnya~

Note:
Baca part sebelumnya kalau lupa sama jalan ceritanya wkwk

Happy reading✨

• • •

ALFY

Kenapa harus bau rokok dan parfum perempuan?

"Aku wangi, nggak?"

Aku mengerjap dan menatap Rafka yang sudah melepaskan pelukannya. "Hah?"

Laki-laki itu menciumi lengan kemejanya. "Tadi aku beliin kamu parfum terus aku coba pake di baju aku. Wangi nggak, sih?" Dia menyodorkan lengannya di depan wajahku. "Suka nggak wanginya?"

Aku ... speechless.

"Bentar, aku ambil dulu-"

Kalimat Rafka terputus sampai di sana karena aku langsung menariknya dan memeluknya erat-erat. "Ma-maaf," ucapku setengah terisak. "Aku pikir kamu bau parfum cewek karena kamu selingkuh."

Rafka malah tertawa. "Tuh kan, udah aku bilang nonton drakornya kurang-kurangin."

Aku semakin terisak. "Ya abisnya kamu pake kemeja abu-abu! Sama kayak cowok yang aku lihat di parkiran KFC tadi."

Tangan laki-laki itu mengusap punggung belakangku dengan lembut. "Emang cowoknya ngapain?"

"Masuk ke mobil, berdua sama cewek."

"Ceweknya cantik?"

Aku mengangguk kecil. "Sekilas sih cantik."

"Oh, berarti bener itu aku."

Spontan aku meleraikan pelukan kami dan memelototinya masih dengan mata berair.

Rafka tertawa lalu menangkup wajahku dengan kedua tangannya. "Bercanda, By. Aku dari sebelum maghrib udah ada di rumah kamu. Tanya deh ke Ibu kalau nggak percaya."

Aku menarik ingus. "Tapi kamu bau rokok."

Dia langsung menggaruk tengkuk. "Kecium banget, ya?" tanyanya yang aku jawab dengan anggukan. "Maaf, ya. Nggak lagi deh aku ngerokok."

Aku tidak tahu masalah apa yang dia sembunyikan akhir-akhir ini sampai dia mengambil keputusan untuk merokok. "Aku nggak ngelarang kamu, kok. Cuma ... kamu perlu inget kalau di sini," aku menunjuk dadanya. "selain ada hati, ada paru-paru juga yang harus kamu jaga."

"Karena di hatinya ada kamu, ya?"

Aku mengangguk. "Di paru-parunya juga. Kan separuh napas kamu itu aku."

Rafka langsung berakting seakan sedang sesak napas karena gombalanku barusan dan berujung batuk sungguhan. Aku tertawa. Bagaimana bisa otakku berpikir bahwa laki-laki sepertinya bisa berselingkuh di belakangku?

Aku mungkin takut kehilangannya, tapi dia lebih takut kehilanganku, kan?

• • •

Sumber Overthinking
Seminarnya udah mulai, By
Kamu masih kelas, ya?

Aku menatap pesan Rafka lalu melihat ke depan dengan perasaan gelisah. Dosen mata kuliah psikologi umum di kelasku masih belum memberikan tanda-tanda akan mengakhiri kelas. Kalau begini kondisinya, alamat aku akan tertinggal acara seminar.

"Ann, cabut kelas, yuk!" bisikku pada Anna yang sedang menatap binder di hadapannya yang aku tahu dia menyembunyikan ponselnya di sana. "Seminarnya Rafka udah mulai. Nanti gue ketinggalan."

IneffableWhere stories live. Discover now