26 | Hotspot 'Lagi'

2.8K 574 570
                                    

Kupikir komen 200+ itu membutuhkan waktu lama:) Ternyata tidak sampai sehari:)

Sebagai janji, nih update lagi:)
Sekarang komennya harus lebih banyak.

500 bisa?

• • •

ALFY

Karena akhirnya bunga mawar merahlah yang kupilih ... sebagai bunga kedua yang kuambil. Meski yang aku suka adalah bunga mawar merah, tapi orang yang kusuka bukanlah Riki.

"Gue sama Riki udah sepakat kalau sekarang kita sahabatan. Ya nggak, Ki?"

Riki menganggukkan kepalanya. "Jadi nggak usah ngadi-ngadi lo, Vin," ujar laki-laki itu sambil menunjukkan kepalan tangannya pada Alvin yang berdiri kecewa di tempatnya.

"Ah, kalian nggak seru!" Alvin berbalik badan dan pergi begitu saja setelah menciptakan kerusuhan.

"Al, lo bakalan abis sama kita," ancam Via yang didukung oleh anggukan kepala dari Roy dan Syifa yang sedang menatap tajam padaku.

Berbeda dari yang lainnya, Pak Rafli malah tersenyum padaku. "Pilihan yang tepat, Alfy,"

Aku mengacungkan jempolku padanya. Semua ini juga berkat dirinya.

Kemudian mereka semua meninggalkanku bersama Pak Rafka. Tapi, yang membuatku bingung adalah kenapa laki-laki ini tidak bersuara sama sekali.

"Pak Rafka?" panggilku.

Dia mengerjap lucu. "Iya?"

Aku terkekeh. "Sehat?"

Kepala laki-laki itu menggeleng ke kanan dan ke kiri. "Kayaknya nggak," sahutnya ragu.

"Harus sehat, dong. Kan kita udah balikan."

Dia tidak terlihat senang sama sekali, malah terkesan bingung. "Alfy?"

"Ya?"

"Kita nggak bisa balikan."

Jantungku serasa mencelos dari tempatnya. "Ma-maksudnya?"

"Kita nggak bisa balikan di sini."

Aku menatapnya tidak mengerti. Yang dia lakukan hanya menarik tanganku dan melangkah pergi dari sini.

"Pak, kita mau kemana?"

• • •

RAFKA

Gue menahan senyum saat melihat dia memijit pundaknya berulang kali. "Cape, ya? Sini duduk dulu, sayang."

Matanya memicing ke arah gue. "Itu badan berat banget. Banyak dosa, ya?"

Gue terkekeh. "Nggak, dong. Tapi terlalu banyak cinta aku buat kamu di dalam sini makanya jadi berat," ujar gue sambil menepuk dada yang langsung dia respons dengan wajah mual.

Alfy akhirnya mendudukkan diri di sebelah gue. Dia serius terlihat lelah setelah memapah badan gue untuk menaiki tangga hingga akhirnya kami tiba di sini, di rooftop sekolah. Dia memang benar-benar cewek strong.

"Kok sekarang ada bangku?" tanyanya baru menyadari hal itu.

"Aku yang minta Pak Enjun buat letakin bangku di sini, biar kita bisa duduk."

Sekaligus meminta kunci sekolah agar bisa ke rooftop di saat sekolah libur seperti ini.

"Serasa rooftop milik berdua, ya?"

"Kalau lagi sama kamu, bumi yang luasnya 510,1 juta kilometer juga jadi serasa milik kita."

Alfy malah bertepuk tangan. "Kalau gombal bisa bikin kaya, Bapak pasti udah jadi orang terkaya nomor satu di dunia!"

IneffableWhere stories live. Discover now