15 | Ice Cream

3.8K 633 160
                                    

Harap perhatikan, alurnya maju mundur ya gaes:)

Kek Syahrini gitu wkwk

Happy reading:)

• • •

RAFKA

Jaguar gue parkirkan rapi di garasi rumah. Di sana ada mobil asing yang belum pernah gue lihat sebelumnya. Sepertinya kakak gue kedatangan tamu. Oh ya, jangan tanya kenapa gue tinggal bareng dengan kakak gue sekarang. Alasan satu-satunya adalah tentu saja karena kakak gue khawatir dengan keadaan gue jika tinggal sendirian di rumah kami yang dulu. Takut gue jadi gembel kali.

Dan benar saja, saat gue masuk ke dalam rumah, di ruang tamu ada sepasang paruh baya yang sedang mengobrol dengan Mbak Ratna dan kakak gue.

"Nah, orangnya sudah pulang sekarang," ucap Mbak Ratna sambil melihat ke arah gue dengan senyuman lebarnya.

Gue memberikan tatapan bingung. Mereka habis ngomongin gue?

Pria dan wanita paru baya itu tidak asing lagi bagi gue. Mereka adalah paman dan bibinya Mbak Ratna, atau orang tuanya Bella. Demi menjaga kesopanan, gue langsung menyalami tangan mereka dan duduk bergabung di sana.

"Nak Rafka ini guru di sekolahnya Bella kan, ya?" tanya Tante Tiara.

Kepala gue mengangguk dan tersenyum seadanya.

"Iya, Tante. Makanya Ratna sekalian titip Bella ke Rafka. Biar Bella ada yang mengawasi dan kejadian lama nggak terulang lagi," sahut Mbak Ratna.

Om Januar mengangguk setuju. Laki-laki itu benar-benar mewarisi wajah orientalnya pada Bella karena gue langsung sadar dari mana wajah oriental milik Bella berasal setelah melihatnya.

"Om berterima kasih sama kamu, Rafka. Kami di rumah juga melihat kondisi Bella sudah sangat baik dan dia benar-benar melupakan traumanya. Om rasa itu berkat bantuan kamu juga."

"Kembali kasih, Om. Tapi rasanya itu bukan karena Rafka semata, karena yang Rafka lihat Bella juga berani melawan traumanya sendiri. Rafka hanya bantu support dan menyemangati dia aja," jawabku dengan sopan.

"Kami titipkan Bella di sekolah sama kamu ya, Rafka."

Gue tersenyum pada Tante Tiara meski dalam hati terdengar backsound kumenangis. Apa kabar hubungan gue dengan Alfy kalau kayak gini ceritanya?

"Nah, Tante sama Om datang ke sini juga sekalian mengundang kamu ke acara ulang tahunnya Bella. Kamu datang, ya? Bella pasti senang banget kalau kamu ada di pestanya."

"Rafka—"

"Rafka pasti datang kok, Om, Tante. Ratna dan Rafli juga akan datang." Mbak Ratna memotong ucapan gue begitu saja.

Tante Tiara mengangguk senang. "Kami memang berharap sekali kalian datang. Dan khusus untuk kamu Rafka, Tante harap kamu juga mau menemani Bella di hari spesialnya. Karena kami sebenarnya mengkhawatirkan satu hal."

Lalu mengalirlah sebuah cerita yang baru pertama kalinya gue dengar. Bella ternyata pernah sempat bertunangan dengan anak dari rekan kerjanya Om Januar. Namun hubungan mereka putus di tengah jalan karena Om Januar dan Tante Tiara mengetahui bahwa Bani—tunangan Bella—sering berlaku buruk pada Bella. Jadi selain memiliki trauma dibully oleh teman-temannya di sekolah, Bella juga memiliki trauma karena pernah menjalin hubungan dengan orang yang memiliki gangguan bipolar. Bella kerap disiksa saat Bani dikuasai amarah dan alter egonya. Dan yang mereka khawatirkan adalah Bani bisa saja datang di acara Bella karena bisa dibilang laki-laki itu sudah terobsesi dengan putri mereka. Lalu gue mereka harapkan bisa menjadi pelindung bagi Bella dengan berpura-pura menjadi pacar—nggak, gue menolak itu dan gue memilih menjadi orang spesial saja bagi Bella. Dan mereka pun menyetujuinya.

IneffableWhere stories live. Discover now