25 | Memilih

2.6K 546 397
                                    

Aku tantang kalian!
200+ komen aku bakal langsung up!

• • •

RAFKA

"Sekarang silakan kalian diskusikan bersama-sama terkait tema drama yang akan kalian garap. Waktu diskusi 30 menit dari sekarang."

Setelah diberi intruksi, mereka langsung bergabung dan mulai berdiskusi. Gue sedang mengajar di kelas XI IPS 1, salah satu kelas yang gue ajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Mereka gue minta untuk menentukan tema drama untuk pentas seni yang akan diselenggarakan beberapa waktu dekat ini. Kelas mereka mendapat bagian menampilkan drama, sedangkan kelas lainnya ada yang menampilkan pertunjukan tari, musikalisasi puisi, dan banyak lainnya.

"Kak, saya izin ke toilet."

Suara seseorang membuat kepala gue terangkat dan menjeda kegiatan gue yang sedang memeriksa buku absen murid. "Ya, silakan Bella."

Beberapa detik setelahnya Bella masih ada di hadapan gue, membuat gue kembali menatapnya dengan heran. "Belum pergi? Saya sudah mengizinkan kamu keluar."

Bella mengangguk samar dengan kegelisahan di matanya. "Itu ... pesan dari Mbak Ratna. Apa sudah Kakak baca?"

Gue melirik sekilas ponsel gue dan mengangguk setelahnya. "Sudah. Kebetulan saya ada urusan setelah pulang mengajar nanti. Kamu bisa pulang diantar dengan kakak saya, dia sudah bilang kalau dia bisa jemput kamu di sekolah."

Entah apa yang tersembunyi di balik ekspresinya itu tapi gue berharap itu bukan sebuah kekecewaan atau apapun karena dia tidak pantas untuk itu. Setelah mengangguk, Bella keluar dari kelas untuk pergi ke toilet seperti yang diucapkannya.

Yang tidak gue mengerti adalah di saat kondisi kaki gue yang belum sepenuhnya pulih, gue masih harus memedulikan dengan siapa Bella pergi dan pulang sekolah. Bahkan untuk berjalan pun gue masih menggunakan tongkat, bagaimana bisa gue menjaga orang lain yang bahkan memiliki kaki yang lebih sehat dari gue?

Semenjak kejadian Bella diserang oleh orang-orang yang dulu membulinya, sikap Mbak Ratna semakin berlebihan. Seakan gue adalah satu-satunya orang yang bisa menjaga cewek itu, menjadi body guard untuk sepupu kesayangannya.

Gue mungkin terlambat menyadari ini, tapi yang gue tahu Bella adalah akar masalah yang membuat gue dan Alfy berpisah. Gue sudah tidak bisa lagi mengutamakan dia di atas segalanya saat seseorang yang menjadi segalanya untuk gue justru pergi karena dia.

"Eh, Kak Alfy sama Kak Riki balikan, ya?"

Kegiatan menulis gue terhenti saat tidak sengaja mendengar seseorang di kelas ini membicarakan Alfy dan Riki. Rahang gue mengeras.

"Masa, sih? Tahu dari mana lo?"

"Ini, gue lihat di postingan terbarunya Kak Riki di Instagram. Ada foto mereka berdua dan banyak yang komentar juga kalau mereka balikan."

"Sumpah, mereka serasi bang—"

Prak!

Gue memukulkan penghapus papan tulis ke badan meja dengan gerakan keras. Tak hanya membuat dua siswi yang sedang menggosip itu terkejut, semua penghuni kelas langsung menghentikan aktifitas mereka dan mengheningkan kelas dengan seketika.

"Apa saya meminta kalian untuk bergosip?" tanya gue datar sambil menatap mereka berkeliling dengan ekspresi dingin. "Kalau dalam waktu setengah jam kalian belum menemukan tema untuk penampilan drama kalian, saya anggap setengah nilai kalian untuk pelajaran saya hangus dengan sia-sia. Kalian pikir projek drama ini hanya main-main saja?"

Tidak ada yang berani mengeluarkan suara setelah itu, mulut mereka semuanya terkunci. Beberapa di antara mereka melihat ke arah pintu kelas, membuat mata gue mengikuti arah pandang mereka.

IneffableWhere stories live. Discover now