45 | Meant 2 Be

2.1K 372 237
                                    

Finally the last chapter✨
Thank u sudah mengikuti sampai sejauh ini, guys♥️

Happy Reading!

• • •

ALFY

Dua tahun kemudian ...

"Alfy!"

Aku menoleh saat suara tak asing itu memanggil namaku. Aku melambaikan tangan ke arahnya dan mempercepat langkah sambil mendorong koperku untuk menghampiri laki-laki itu.

"How was your flight?" tanyanya saat kami sudah berhadapan.

"Nothing bad. Cuma ngerasa nggak rela aja ninggalin oppa-oppa di sana."

Riki terkekeh. "Jadi pengen ke Korea juga, deh. Mau minta tanda tangan oppa Kim Jong Un."

Aku memukul lengan laki-laki itu. "Itu beda Korea, Riki!"

Aku baru saja menyelesaikan program student exchange di Korea Selatan selama kurang lebih dua minggu. Dengan waktu yang sangat singkat, sepertinya itu lebih cocok disebut study tour. Selama di sana aku juga lebih banyak mengeksplor tempat wisata dan kuliner, ketimbang berada di universitas untuk mengenal budaya dan sistem pendidikannya.

Riki membantuku memasukkan koper dan semua barang bawaanku ke dalam bagasi mobil. "Ada lagi?" tanyanya memastikan dan aku menggeleng.

Kami pun masuk ke dalam mobil, bergerak meninggalkan bandara dan melanjutkan perjalanan ke Bogor.

"Kamu bawa barang yang aku minta?"

Laki-laki itu mengangguk. Dia menyerahkan barang itu padaku dan detik itu juga senyumku mengembang. "Makasih, ya."

Elusan pelan mendarat di kepalaku. "Jadi kita mau ke?" tanyanya kemudian.

"Ke tempat seblak!" sahutku antusias.

"Lho? Katanya mau kumpul sama TKF?"

Aku mengangguk. "Iya, kumpulnya di tempat seblak."

Selama perjalanan, aku membagikan cerita pengalamanku di Korea Selatan kepada Riki. Tentang indahnya kota Seoul, kuliner street food-nya dan pemandangan oppa-oppa yang memanjakan mata. Selain suhu udaranya yang sangat dingin, sepertinya aku cocok dengan semua yang ada di sana.

Setelah sampai, Riki membantuku menurunkan koper dan beberapa barang bawaanku yang lain. "Kenapa nggak aku aja sih yang bawa? Nanti kelar kuliah aku antar ke rumah kamu."

Aku menggeleng tegas. "Aku bisa bawa sendiri. Udah sana ke kampus! Nanti telat."

"Kalau udah sampai rumah kabarin, ya?"

Kepalaku mengangguk patuh. Setelah itu Riki dan mobilnya pun hilang dari hadapanku. Aku segera masuk ke dalam kedai seblak sambil mendorong koperku. Di dalam ternyata semuanya sudah datang. TKF sudah dalam formasi lengkap.

"Yuhuuu, Eonni Alfy udah pulang, guys!" sambut Roy heboh. "Mana oleh-oleh dari Korea buat gue? Sehun nggak lo bawa?"

"Nggak muat di koper, jadi nggak kebawa," sahutku malas. Aku mengeluarkan kotak oleh-oleh untuk mereka lalu mengalihkan perhatian pada semangkuk seblak di hadapanku. "Makasih lho seblak gue udah dipesenin."

Mereka mengabaikan rasa terima kasihku dan sibuk membuka kotak masing-masing.

"Eh, ini apa?" Via mengambil selembar kertas yang terselip di sana. Setelah membacanya dia langsung memekik kencang. "ANJIR, LO MAU NIKAH?!"

Syifa dan Roy buru-buru melihat kertas yang juga ada di kotak mereka, lalu membulatkan mata. "Ini beneran undangan nikah lo?" tanya Roy tidak percaya.

IneffableWhere stories live. Discover now