39 | Kejutan

1.5K 350 120
                                    

Maaf ya telat update👉👈
Kirain udah up tadi malem, tapi ternyata cuma di dalem mimpi😭

Yaudah gitu aja.
Kayaknya part ini perlu dikasih tanda ini deh ⚠️🔞
Jangan emosi ya abis baca part ini:)

Happy reading!

• • •

ALFY

"Gue pake baju apa ya, Ann?" tanyaku sambil mengobrak-abrik isi lemari. "Seumur-umur gue nggak pernah ngerayain anniversary karena nggak pernah langgeng kalau pacaran."

Anna yang sedang berbaring santai di tempat tidurku melirik jengah. "Perasaan semalem ada yang ngamuk-ngamuk karena nggak dianter balik, deh. Kok sekarang malah milih-milih baju?"

Aku berdecak. "Lo mau gue usir?"

"Jadi beneran butuh saran gue nih?" Cewek berpenampilan gembel itu mengubah posisinya menjadi duduk dan menatapku serius. "Nggak usah pake baju. Cowok lebih suka gitu."

"Sinting."

Anna terbahak. "Nyesel kan lo minta saran gue?"

Aku melemparinya dengan bantal terdekat. "Ga guna lo jadi temen."

Ini memang terdengar lebay, tapi memilih baju untuk dipakai saat anniversary nanti sore benar-benar membuatku gila. Sudah hampir dua jam aku berkutat di depan lemari dan semua baju di di dalamnya terlihat jelek tak layak pakai. Karena sedang libur kuliah, aku bermaksud memanggil Anna kesini untuk membantuku, tapi aku malah menyesalinya sekarang.

"Nah! Ini yang gue cari, Bray!" Anna mengejutkanku dengan suaranya yang menggelegar itu. "Lo dari tadi ngapain, anjir?! Ini ada baju bagus tapi nggak lo lirik? Picek ya mata lo?"

Aku langsung menoleh padanya dan terkejut dengan dress yang sedang Anna pegang. "Nggak, Ann. Lo gila."

"Lah? Gila kenapa?" Anna mengernyit aneh ke arahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah? Gila kenapa?" Anna mengernyit aneh ke arahku. "Ini bagus banget, anjir. Kayaknya mahal juga deh."

"Itu dari Pak Rafli," cicitku. Ya, dress yang Anna bilang sangat bagus itu adalah pemberian Pak Rafli tadi malam. Hadiah kecil yang dia maksud itu bagiku terlalu berlebihan. Seperti kata Anna, dress itu sepertinya mahal.

Anna menatapku terkejut. "Rafli kakaknya Rafka?"

Kepalaku mengangguk.

"Tapi Rafka tau?"

Aku menggeleng.

"Yaudah, apa yang dipusingin?" Anna melempar dress itu ke arahku dan aku menangkapnya dengan perasaan campur aduk. "Pakai baju dari kakaknya, kencan sama adiknya. Perfect!"

Anna gila.

• • •

RAFKA

IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang