d u a

82.7K 5.2K 50
                                    

.: 2. Kenikmatan Sementara. :.

Arga mengusap wajahnya kasar. Ia tak langsung pulang ke rumah melainkan main ke rumah Liam terlebih dahulu. Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 dan ia masih betah di rumah cowok berambut pirang itu.

"Ada masalah?" Carlos yang peka terhadap perubahan raut Arga mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Liam yang sedang mengunyah makanannya menoleh menatap Arga. "Iya. Lo kenapa? Semalem lo ngilang, siang tadi juga, balik-balik ke sini muka lo kusut bener," timpalnya.

"Bunda Ratna dari kemarin nelpon gue nanyain lo. Untung gue bilang lo nginep di rumah gue."

Mendengar nama sang Bunda disebut-sebut, Arga menghidupkan ponselnya yang dari semalam ia matikan. Ada puluhan telepon tak terjawab dari bunda dan juga papanya.

Arga tersenyum kecut.

"Kenapa?" tanya Carlos lagi.

"Gue ... main sama Nalana kemarin."

"Lah, bagus dong. PDKT nih? Gas aja, Ga, nanti Agatha buat gue," celetuk Liam.

"Main dalam artian lain, oncom!"

Liam mengerjap. "Ya 'kan bener kalau main yang dimaksud sama si Ar--"

"Main di ranjang jamal! Jangan sok polos lo!" Carlos menggeplak kepala Liam dengan gemas.

Liam mengerjap lagi. "LO--?"

Arga menghela napas. "Gue nggak tahan."

"Adik lo baperan amat," cibir Carlos membuat Arga menghela napas, lagi.

"Terus? Lo mau gimana? Kalo dia hamil, gimana?" tanya Liam bertubi-tubi.

"Nggak mungkin," kata Arga, "Kita baru ngelakuin sekali."

"Mungkin, Nalana itu masih remaja. Besar kemungkinan dia lagi subur-suburnya. Lo pernah denger nggak kalau remaja ngelakuin 'itu' malah besar kemungkinannya malah bisa hamil," sela Carlos membuat Arga diam di tempatnya.

"Hayo loh si Arga mau jadi Papa muda."

"Bacot lo!"

Carlos terkekeh kecil. "Makanya, punya peliharaan tuh dijaga. Udahlah, gue mau ibadah pemuda dulu."

"Sekarang? Ini 'kan hari, oh iya hari Sabtu. Yaudah sana!"

Carlos melengos pergi, laki-laki bernama lengkap Carlos Rigel Dominggo itu memang terkenal aktif mengikuti ibadah di Gereja-nya.

"Yaudah, gue juga ngikut balik. Bunda mesti udah cariin gue."

Liam mengangguk. "Udah sana hush, hush!"

"Bangke lo!"

Sedangkan cowok bernama lengkap Kelvaska Liam Anindito itu tampak tertawa karenanya.

🍑🍑🍑

"Halo, Ma! Orang cantik kambek," pekik Reni membuat Aruni dan Nalana menoleh secara bersamaan.

"Kamu lagi, kamu lagi, bosen Mama liatnya," gurau Aruni.

Reni mengerucutkan bibirnya. "Nggak boleh gitu tau!"

Aruni menggeleng. "Mau nginep?"

"Iya."

"Yaudah makan dulu sini sama Nalana. Mama mau anterin Papa cari sepatu buat voli."

"Emang Papa mana?" tanya Reni duduk di samping Nalana dengan keterdiamannya.

"Apa nyariin om? Kangen?" Suara bariton dari arah belakang membuat Reni menoleh.

"Eh, om ganteng! Kangen aku nggak? Nalana mau dituker tambah sama aku aja nggak?"

Sada menggeleng. "Nggak."

"Jahat tau om. Hati kecil Reni terluka," kata Reni lebay.

Sada terkekeh. "Udah ah. Om sama Tante mau keluar dulu. Kalian baik-baik di rumah."

"Siap!"

"Nal," tegur Sada, "Ada temennya jangan ngelamun."

"Iya."

Setelah Sada dan Aruni pergi, Reni menatap Nalana yang tampak kembali melamun. "Ke kamar aja yok, Nal. Ceritain semuanya sama gue."

Nalana menatap Reni. Ia mengangguk lalu membereskan piring bekasnya makan. "Nggak mau makan dulu?"

Reni menyengir. "Nggak usah. Gue baru aja dibeliin seblak sama abang gue."

Nalana mengangguk lalu mengajak Reni ke kamarnya.

Gadis itu menceritakan semuanya pada Reni seperti yang gadis itu minta. Reni tampak terkejut, tetapi ia menutupi keterkejutannya dengan diam saja tanpa merespons.

"Gue takut Mama kecewa. G-gue takut Papa marah. G-gue takut gue hamil. T-terus, mereka nggak anggap gue anak lagi dan mereka bakalan usir gue. Gue nggak mau itu, Ren," isaknya.

"Nggak! Nggak mungkin Tante Aruni sama Om Sada kayak gitu."

Nalana menggeleng. "L-lo nggak tau, Papa benci banget sama anak cewek yang nggak bisa jaga diri. Dia pernah wanti-wanti gue supaya bisa jaga diri. Tapi apa? Gue nggak bisa 'kan? Gue jamin, Papa sama Mama bakalan usir gue, kalau gue hamil."

"M-mereka, bakal marah besar. Gue takut," lirihnya.

Reni hanya diam. Pantas tadi pagi ia tak kunjung menemukan Nalana pulang ke rumahnya. Nyatanya, gadis itu? Ah, sudahlah.

"Lo harus janji sama gue, ya? Kalau semisal lo hamil, lo jangan ngelakuin hal bodoh untuk kedua kalinya."

Nalana tertegun.

"Lo jangan ngelakuin hal bodoh untuk kedua kalinya."

G-gue, bego banget.

🍑🍑🍑

y emg bego, kak🗿✊

dipublikasikan : 20-02-2022.

MASA REMAJA KITA [End]Where stories live. Discover now