t i g a p u l u h s a t u

56.4K 3.7K 62
                                    

.: 31. Kenyataan Pahit. :.

Tidak ada seorang teman yang benar-benar seperti teman.

Seorang gadis menjerit ketakutan ketika pria dewasa itu mulai menyentuh bagian intim miliknya. Ia menggeleng keras mencoba meronta dari perlakuan tak senonoh pria itu kepadanya. Namun sayang, tenaganya seakan terkuras habis. Badannya bergetar hebat. Tangisan keras dari sang gadis memenuhi ruangan gelap itu. Hingga ketika mencapai puncaknya, gadis itu limbung dan pingsan. Sedangkan seorang pria yang sudah berhasil menanam benih di rahim sang gadis, buru-buru pergi begitu saja tanpa menghiraukan gadis yang tergeletak mengenaskan itu.

Dengan kata lain, gadis itu baru saja mengalami pelecahan, oleh orang yang tidak dikenalnya.

"Pagi itu, gue sama Papi temuin Mikaila, adik kembar gue di sebuah gedung nggak terpakai jauh dari sudut kota. Gue marah banget lihat keadaan adik gue, lebam di mana-mana, tindak pelecehan yang dia dapet. Hingga akhirnya Mikaila hamil gara-gara tindak pelecahan itu. Gue stress lihat adik gue yang saat itu masih kelas 8 udah hamil, dari tindak pelecahan pula."

Mikael menarik napasnya. "Sore itu, Mikaila dibawa sama kembaran lo dan dikunciin di gudang. Dari yang gue tau, Mikaila sering banget dapat bullying dari kembaran lo, Araga. Gue nggak tau hal apa yang mendasari kembaran lo buat lakuin itu ke adik gue."

"Dan malam itu, malam di mana Kristal ulang tahun, gue yang kasih obat perangsang ke minuman lo, Ga. Gue pikir, lo Araga yang udah buat adik gue jadi kayak gini. Ternyata bukan. Awalnya gue pengen jebak lo, tapi lo sendiri yang malah ajak Nalana buat ngelakuin itu. Gue ... gue nggak tau lagi. Gue hampir gila."

Arga terpaku mendengar penuturan Mikael. Ia menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Selama ini, Arga memang mempunyai kembaran, namanya Araga. Namun, semenjak masuk SMP, hubungan keduanya tak lagi sebaik dulu. Wijaya sering sekali membandingkan keduanya hingga Raga menjadi sangat nakal dan menjadi pribadi yang pemberontak.

Kelas 8 dulu, tiba-tiba saja Raga meminta untuk ikut Kakek dari ayahnya untuk tinggal di Perancis dan menempuh pendidikan di sana. Arga tak tau persis apa yang diinginkan oleh kembarannya itu. Hingga sekarang, Arga tau kebenarannya. Raga-- kembarannya itu takut karena sudah membuat masa depan seseorang hancur. Ya, Raga ikut andil untuk itu.

"A-adik lo di mana sekarang?"

"Rumah sakit jiwa."

Arga tersentak kaget. "G-gue ..."

"Hidup kadang kejam, ya? Orang yang berkuasa, selalu menang. Dengan mudahnya kembaran lo kabur gitu aja setelah buat adik gue menderita. Bullying yang dia alami selama ini buat dia trauma. Sering banget gue temuin dia waktu pulang sekolah selalu nangis sendirian di kamar. Nggak jarang juga gue ketemu luka di tubuh dia yang nggak wajar bagi gue. Nyatanya ... ah, entahlah. Gue sendiri juga nggak tau harus bereaksi apa lagi."

"K-keadaan anak Mikaila gimana?"

"Sehat. Sangat sehat. Namanya Lano. Alano. Dia yang dulu ditolong sama Nalana waktu nyasar karena gue nggak sempet jemput waktu itu. Makanya gue bilang makasih ke Nalana. Makasih yang bahkan buat lo cemburu."

Arga terdiam lagi. Kenyataan ini terlalu tiba-tiba dan menyakitkan untuk dirinya terima. Arga, ia tidak menyangka jika Raga sebegitu jahatnya.

Selama ini, Arga tidak pernah melakukan hubungan seks bebas. Sekali ia melakukan juga karena sebuah ketidaksengajaan. Arga hanya berniat meminum minuman yang biasa ia minum hingga mabuk. Namun, malam itu ia merasakan reaksi berbeda dari tubuhnya. Tubuhnya terasa panas dan ia membutuhkan sesuatu. Ya, hal itu.

Mungkin, jika ia tidak meminum minuman yang telah diberi obat perangsang, Arga tidak akan hidup seperti ini. Mungkin hidupnya akan jauh lebih baik. Namun, tak sepenuhnya juga Arga menyalahkan apapun yang telah terjadi.

MASA REMAJA KITA [End]Where stories live. Discover now