t u j u h b e l a s

58.1K 4.1K 118
                                    

.: 17. Ada Apa dengan Arga? :.

Blocker tim SMA Andromeda tidak mampu menghalau spike keras dari tim lawan membuat Arga yang menonton berdecak jengkel. Sudah berulang kali tim SMA Andromeda melakukan kesalahan, walaupun kesalahan kecil, tetap saja membuat mereka kehilangan poin.

Setelah pulang sekolah tadi Arga tidak langsung pulang melainkan menonton pertandingan voli antara SMA Andromeda dan SMA Pertiwi. Walaupun hanya duduk menonton, tetapi dalam hati Arga terus memberi arahan-- walaupun cenderung mengumpat, seperti, woi fokus, bola ke mana mata lo ke mana!

Ya walaupun pemain dari tim SMA Andromeda tidak mendengar apa yang Arga katakan. Dulu sebelum sibuk dan tidak punya waktu sama sekali, Arga selalu menyempatkan diri untuk berlatih voli karena ia juga sering diajukan untuk mengikuti lomba mewakili sekolah.

Sorot mata itu tidak bisa berbohong. Arga rindu bermain voli. Mungkin hanya lelah badan, tidak sampai lelah pikiran. Pulang berlatih ia hanya tinggal tidur dan membuat Ratna murka karena tidak mandi terlebih dahulu. Namun, sekarang? Mungkin Arga masih bisa berlatih, tetapi untuk mewakili sekolah? Arga tidak yakin untuk itu. Ah lupakan.

Karena tim SMA Andromeda ketinggalan banyak poin, Arga menjadi malas dan memilih bangkit berdiri sembari merogoh saku celananya mencari kunci motor lalu beranjak pergi.

Marvel.

P |

| Pucek?

Papa lo drmh? |

| Ada, ni lagi ngurusin anak tiri.

| 📸 Foto.

Y |

| Kga ada adab lo sialan!

SSGD |

| Pa'an tuh?🧐

Suka-suka gue dong |

| 😼👊🏻

Arga menggelengkan kepalanya heran. "Maknya ngidam air parit apa air kobokan waktu hamil si Marvel?" gumamnya heran.

🍑🍑🍑

Arga memakirkan motornya di halaman rumah yang cukup luas diisi kolam ikan dan berbagai macam jenis tanaman. Arga heran, mengapa ibu-ibu seperti adik ipar bundanya ini senang sekali mengoleksi tanaman? Berbeda sekali dengan Ratna yang malah lebih senang bereksperimen di dapur membuat makanan-makanan hasil resep dari YouTube yang ia tonton.

"Weh, Ga, apa kabar?" Seorang pria menyapa Arga. Guntur namanya, adik kandung Ratna.

"Baik, om." Arga menyalimi tangan Guntur.

"Duduk sini. Di depan aja, ya. Biar enak ngobrolnya."

Keduanya akhirnya duduk di teras rumah.

"Vel! Bikinin kopi dua!" teriak Guntur.

"Woi bocah! Bikinin kopi tuh!" Marvel menyahut dari dalam.

"Kok gue? Lo yang disuruh ya monyet!"

"Oh gitu cara main lo, oke--"

"Iya-iya!"

"Sabar ya Ga kalau ke sini, rumah serasa pasar malem emang."

Arga terkekeh. "Rame dong, om."

"Rame tapi bikin pusing. Om juga heran kenapa bisa gitu."

"Buah nggak jatuh jauh dari pohonnya, om."

"Ah iya, makanya kalau kamu punya anak nanti-- eh bentar." Guntur yang tadinya menatap ke depan mengubah duduknya menjadi menatap Arga. "Lho lah dalah kamu udah nikah ya! Lupa om!" Guntur menepuk jidatnya.

MASA REMAJA KITA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang