l i m a p u l u h

93.3K 3.9K 168
                                    

.: 50. The Thing About Us (End) :.

Warning⚠️
Part ini mengandung adegan dewasa.

Tangan Arga meraba-raba sisi kasur mencari sumber suara yang menganggu tidur paginya. Matanya masih terasa berat, ia masih terpejam. Namun, sedetik kemudian ia mendesah berat. Cowok dengan rasa malas yang masih melingkupi itu duduk, mengumpulkan nyawanya sebentar. Matanya melirik jam yang menunjukkan pukul 05.13 waktu setempat.

Arga menoleh ke belakang. Nalana tampak masih tidur dengan mendengkur halus. Arga tertawa halus. Menyelimuti Nalana dengan benar lantas beranjak ke kamar mandi.

Arga terhenti ketika melihat kalender. Senyum cowok itu mengembang seketika. Dengan gesit dan hati-hati, tanpa menimbulkan suara, ia membuka lemari. Sebuah kotak kado terlihat jauh di bawah tumpukan baju. Arga mengambilnya. Meletakkan kembali handuk yang ia bawa. Mengurungkan niatnya untuk mandi.

Ia terduduk di tepi ranjang. Menatap Nalana yang tertidur damai. Ia merobek secarik kertas, mengambil pena. Menuliskan sesuatu.

Hari Valentine emang udah lewat kemarin. Maaf aku sibuk banget sampai nggak tau kamu sakit. Aku nggak punya hadiah yang wah buat aku kasih ke kamu. Tapi, aku punya ini. Sesuatu yang cuma bisa kamu pakai di depan aku. Aku cuma pengen buat sesuatu romantis, buat kamu, Nal. Tapi, aku nggak bisa romantis. Mungkin, ini udah buat kamu bahagia? Atau malah aku yang bahagia? Hahaha aku nggak tau, kamu buka aja. Semoga suka. Selamat hari Valentine, sayang.

Arga menempelkan kertas itu di kado yang sengaja ingin ia berikan pada Nalana. Sayangnya, ia pulang larut dan Nalana sudah tertidur kemarin. Ia meletakkannya di nakas. Ia beranjak mendekat pada Nalana lantas mengecup kening Nalana lembut.

"Cepet sembuh, Nal. Semoga suka sama apa yang aku kasih."

🍑🍑🍑

Nalana menggeliat. Perempuan itu berbalik mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap tembok. Lama kelamaan matanya menjadi terbuka. Nalana menguap, tubuhnya terasa remuk karena kemarin toko bunganya laris manis karena hari Valentine. Ia membalikkan badannya lagi, tak ia temui Arga di sampingnya. Apakah Arga sedang mandi?

Nalana meraba-raba nakas di samping tempat tidur, bukan ponsel yang ia temui malah sebuah kota kado membuatnya bangkit duduk. Ia mengernyit, ada sebuah surat di sini.

Nalana membacanya dengan cermat, tanpa sadar sudut bibirnya tertarik membaca deret kalimat yang ditulis Arga. Dengan tak sabar, ia membukanya. Hingga matanya melotot ketika mengetahui isi kado yang diberikan Arga.

Aku harap kalau aku pulang nanti malem, aku bisa lihat kamu pakai baju ini, Nal.

🍑🍑🍑

Nalana sudah panik mencari keberadaan Bian dan Arga. Ia bangun kesiangan karena benar-benar lelah menjaga toko dan pola makannya yang akhir-akhir ini tak teratur. Perempuan itu menghela napasnya lega saat tau surat yang sengaja Arga tempel di kulkas.

Baru bangun, ya? Kamu mesti kaget? Sengaja. Aku pengen buat sesuatu yang spesial buat kamu di hari Valentine ini (walaupun telat satu hari). Aku udah beresin rumah, Bian aku titipin ke bunda. Kebetulan bunda juga kesepian di rumah jadi pengen main sama Bian. Habis ini makan, aku udah masakin kamu. Habis makan, mandi. Terus tidur. Kamu butuh istirahat.

Arga.

Nalana tidak pernah meminta sesuatu hal yang di luar dari pikiran Arga. Arga peka, Nalana menyukainya. Nalana tidak akan punya alasan untuk pergi dari Arga jika semakin ke sini, sikap laki-laki itu semakin manis padanya. Di hari ulang tahunnya, Arga memberikannya sebuah toko bunga. Toko bunga yang begitu ia dambakan. Lantas, apa lagi yang harus ia minta dari laki-laki itu? Tidak ada, Nalana hanya perlu menyenangkannya.

MASA REMAJA KITA [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant