s e m b i l a n

63.3K 4.3K 29
                                    

.: 9. Izin. :.

"Woi, Bang! Pa kabar?"

Arga yang sedang mencuci motornya mendongak. Ia mendengkus menatap Gantari yang datang bersama seorang gadis yang tak dikenalnya. "Pa'an? SKSD lo."

Gantari balik mendengkus. "Nalana ada?"

"Lo cari aja sendiri," jawab Arga cuek.

Gantari mendelik. Ingin sekali ia melempar sandal kepada cowok bernama lengkap Arganta Gilang Bhagawanta itu. Gantari menarik Reni yang malah fokus menatap Arga tanpa berkedip.

"Suami temen lo itu," tegurnya membuat Reni gelagapan. "Lagian lo ngelihatin dia sampai mangap gitu, kayak nggak pernah lihat cogan aja," cibirnya.

Reni mengerucutkan bibirnya. "Ya lagian ..."

Gantari menggeleng heran. "Nalana! Yuhu!"

Buk.

"Anjir," umpat Gantari kala sandal Arga melayang tepat mengenai punggungnya.

"Nggak usah teriak-teriak lo, masih pagi." Arga membasuh tangannya menggunakan air bersih lalu beranjak masuk ke dalam kontrakan.

"Tunggu sini, gue panggilin Nalana," peringatnya membuat Gantari menye-menye.

Arga menghampiri Nalana yang berada di dapur. Ibu hamil itu sedang menyiapkan makanan yang dibawa dari rumah Ratna tadi sebelum mereka pulang. Saat menyadari ada seseorang yang berjalan mendekat padanya, Nalana menoleh. "Ga? Mau makan?" tanyanya.

Arga menggeleng. "Gue mau mandi. Di depan ada temen-temen lo. Nanti gue makan habis mandi," katanya.

"Temen?" gumam Nalana, alisnya terangkat kebingungan.

"Gantari, yang satunya gue nggak tau," ucap Arga memberi tau. Laki-laki itu mengambil handuk dan segera mandi.

Nalana mengelap tangannya yang basah. Ia berjalan ke depan dan tampaklah Reni yang langsung berlari dan memeluknya erat-erat.

"Aaaa hai bestie, kangen banget, deh!" katanya girang. "Lo apa kabar, Nal? Baik-baik aja, 'kan?"

Nalana masih terkejut dengan teriakan Reni. Terlebih, tangan gadis itu main mengelus perutnya membuatnya geli bukan main. "Baik, kok. Btw, tangan lo lepasin dulu, gue geli."

Reni mengerutkan keningnya. "Masa, sih? Tapi ucul tau, perut lo mbul banget. Gantari, lihat deh. Coba lo elus."

Tidak menghiraukan perkataan
Nalana, Reni malah semakin asyik mengelus perut Nalana yang kini menginjak usia 4 bulan. Meskipun belum terlihat jelas, tetapi saat Reni mengelusnya maka perut itu akan terlihat lebih buncit.

Mata Gantari berbinar saat tangannya bersentuhan dengan perut Nalana. "Wah, kece, Ren. Buruan buat!"

Reni melirik Gantari sinis. "Kenapa nggak lo aja sama Arjuna?"

Gantari langsung diam membuat Nalana tertawa. "Udah, ah, geli. Kalian duduk aja dulu. Gue bikinin minuman dulu."

"Hehe, repot-repot aja, deh. Tapi bagus sih, gue haus. Tamu 'kan raja." Reni duduk lesehan di karpet. Diikuti Gantari.

"Nggak tau diri lo," cibir Gantari.

"Biarin."

Nalana menggeleng. Gadis itu berbalik, di saat itu juga ia melihat Arga tengah menatapnya sembari mengeringkan rambut menggunakan handuk.

"Lo udah minum susu hamil?" tanyanya.

Nalana mengangguk. "Udah."

"Nggak muntah, 'kan?"

MASA REMAJA KITA [End]Where stories live. Discover now