Ϲhɑрtеr 11 : Bɑskеt

44 20 6
                                    

"ga perlu arti
Kamu udah berarti"

"ga perlu artiKamu udah berarti"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Di pagi yang cerah ini semua berjalan seperti biasa. Ada yang berbeda dari Rasha. Sudah seminggu yang lalu gadis itu selalu bangun pagi dan membangunkan saudaranya.

Kini mereka semua berada di meja makan. Mereka makan masakan yang dibuat Rasha. Iya, Rasha. Gadis itu tiba-tiba memasak hari ini.

"Hari ini lo buat makanan banyak amat, Sha." Ucap Arii menatap makanan dihadapannya.

"Gapapa, mau gue bawa ke sekolah juga."

Tasya menganggukkan kepalanya setuju. "Ahu mawu thambah." ucapnya dengan mulut penuh menyodorkan piring.

Naya sedari tadi menatap mereka hanya menggelengkan kepala. "Habisin dulu makanannya, sayang. Baru bicara."

"Buset, Sya. Lo ga kenyang makan sebanyak itu?" Pria itu sedikit khawatir pada adiknya.

"Makanan buatan kak Rasha enak banget lho." jawab Tasya jujur melanjutkan makan.

Mendengar pernyataan Tasya membuat dirinya bangga pada masakannya. Ia akan rajin memasak mulai hari ini.

Ting... Ting... Ting...

"Siapa bi?" tanya Rasha kala bi Yuri datang menghampiri.

"Akbar datang, Non." Jawab Yuri.

Rasha mengangguk. "Suruh tunggu ya, bi"

"Siap, non."

『••✎••』

Rasha berjalan menghampiri Akbar "Lo nunggu lama, ya?" Tanyanya basa basi.

"Iyaa, Lo lama amat." balas Akbar bercanda. Ia menatap Rasha yang hanya setinggi bahu itu.

"Anjeng lo." umpat Rasha dalam hati.

Akbar berjalan mendekati Arii. "Gue boleh gak anter Rasha?" Tanyanya.

"Pasti ga dibolehin" batin Tasya dan Rasha bersamaan.

Arii berjalan lebih dulu tanpa menatap mereka bertiga. "Hmm."

" 'hmm' doang ni?"

Pria itu membalikkan tubuhnya dan menatap Akbar. "Boleh, awas lo kalo Rasha kenapa napa." Peringatnya.

Sambil memberikan tanda hormat "Siaap!"

Tasya terkejut mendengar jawaban Arii. "Lah? Abang?"

"Ayo sebentar lagi jam tujuh." ucap Arii berjalan ke arah bagasi. Mau tak mau Tasya berjalan mengikuti abangnya.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now