Ϲhɑрtеr 43 : Tɑk tеrduɡɑ

22 15 1
                                    

"Aku terlalu berharap hingga sadar diri menghampiriku"
-egi

"Aku terlalu berharap hingga sadar diri menghampiriku"-egi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Ayah pesankan kamu apartemen dekat kampus. Jadi, kamu bisa melihat apartemen itu sekarang." Ayah memberikan kunci apartemen pada anaknya.

Raka menerima kunci itu. "Raka duluan." Ucapnya melanjutkan perjalanan menuju ke arah apartemennya.

Kini ia tepat berada di depan apartemen. Raka ingin marah dengan ayahnya. Kenapa juga ia harus tinggal di apartemen? Sementara ayahnya berkumpul dengan keluarga baru.

Dengan langkah kesal Raka melangkahkan kakinya ke arah apartemen. Tiba-tiba saja, seseorang menabraknya.

"Maaf," ucap gadis itu berjalan terburu-buru.

Raka tak sempat melihat wajahnya. Seingatnya ia pernah bertemu dengan gadis itu di suatu tempat. Raka tak mau ambil pusing, ia kembali melangkahkan kakinya.

Jam menunjukan pukul 16.21 Raka harus merapikan koper serta pakaiannya. Meski lelah ia harus merapikan apartemen ini.

Di sela-sela merapikan kamar ia teringat Rasha. Dengan cepat pria itu mencari keberadaan ponselnya.

Mine ᰔ

Aku udah sampe |
Asha, hati-hati yaa |

Raka mematikan layar ponselnya dan melanjutkan acara bersih-bersih. Setelah selesai bersih bersih. Ia lapar. Mengingat terakhir kali Raka makan dengan Rasha.

Dengan langkah malas ia keluar dari apartemen. Waktu berjalan begitu cepat, sekarang jam menunjukan pukul 24.47 Raka berharap masih ada toko yang buka saat ini.

Saking terburu-buru nya ia sampai menabrak seseorang.

"Gomen." Gadis itu mengambil kopernya yang jatuh.

Sebagai laki laki yang bertanggung jawab Raka membantu gadis itu. Namun, saat melihat wajah gadis itu ia terdiam. "Rasha?"

Mendengar nama kembarannya, Tasya langsung menoleh ke arah Raka. "Aku Tasya." Ucapnya berdiri.

Raka menggelengkan kepala cepat. Ia hampir mengira Rasha ada disini. "Lo kuliah disini?" Tanyanya dan diangguki Tasya.

"Aku tinggal di apartemen ini." Ucap Tasya memperbaiki posisi kopernya.

"Apartemen Lo ruangan berapa?"

Tasya mengeluarkan kunci apartemennya. Ia menatap kumci itu. "Tigaratus tujuh belas."

"Sebelahan dong." Raka menatap Tasya dengan lekat. Di lihat bagaimanapun gadis dihadapannya ini sangat mirip dengan Rasha. Setidaknya melihat wajah Tasya bisa mengobati rasa rindunya dengan Rasha.

Tasya melambaikan tangan tepat dihadapan Raka. Kenapa pria ini menatapnya seperti itu? "Raka?"

Raka tersadar dari lamunannya. Ia menatap Tasya yang sedang melambaikan tangan padanya. "Kenapa?"

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now