Ϲhɑрtеr 25 : Bеᥣɑjɑr bеrsɑmɑ

43 18 5
                                    

"Perempuan itu sederhana,
Yang rumit moodnya."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Lo ngapain disini?" Tanya kedua pria itu bersamaan.

Rasha. Gadis itu menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya. Bukannya berniat memisahkan ia malah berjalan meninggalkan mereka. Badannya saat ini ingin mandi.

"Lo yang ngapain?" Tanya mereka lagi bersamaan.

"Lo ngikutin gue?"

"Ga siapa yang ngikutin lo."

"Tuh, Lo ngikutin gue."

"Engga, Lo yang ngikutin gue."

"Lo."

Begitulah mereka berbicara bersamaan terus. Sampai salah satunya memilih untuk berhenti. "Gue ga ada waktu berdebat ama Lo." Jelas Akbar kembali duduk.

Raka berjalan ke arah pria itu.

"Ngapain Lo mesih disini?" Tanya Akbar kala melihat Raka berjalan ke arahnya.

"Suka-suka gue lah."

Akbar menatap tak suka Raka. Pria itu dengan seenaknya duduk di hadapannya. "Mending lo pulang deh." Usirnya.

Raka yang tadinya fokus pada ponsel menoleh kearah Akbar. Pria itu kenapa sih? Tidak suka sekali pada dirinya. Padahal ia hanya mampir sebentar. "Lo siapa ngusir-ngusir gue."

"Gue?" Tunjuk Akbar pada dirinya sendiri. "Gue Andzura Akbar. Sahabat kecil Rasha Andini." Jelasnya menekankan setiap kata.

Sedikit terkejut mendengar itu. Raka baru tahu jika Rasha dan Akbar sahabat kecil. Ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon dari jawaban Akbar.

『••✎••』

Tasya turun dari motor Kevin. Ia berusaha melepas helm di kepalanya. "Epin bantuin," perintahnya. Kenapa helm ini sangat sulit di lepaskan.

Kevin menggelengkan kepala melihat itu. Ia berusaha membuka kunci helm lalu mengangkatnya. "Nih." Ucapnya memperhatikan helm di tangan.

"Makasi, Epin." Jawab Tasya tulus. Gadis itu tersenyum hangat pada Kevin.

Melihat itu sontak mengelus puncak kepala Tasya. Kenapa bisa ada gadis secantik dirinya? Ia harus beritahu dunia jika gadis itu suatu saat akan menjadi miliknya.

"Epin suka kepala Tasya?" Tanya gadis itu. Ia menatap wajah Kevin yang sedang mengelus kepalanya.

Kevin tersenyum simpul. "Gue suka semua."

Jujur Tasya tidak mengerti perkataan pria itu. Ia hanya tersenyum sebagai balasan. "Epin mau mampir?"

Ayo Kevin. Kesempatan ini tidak akan datang kedua kali. Dengan memantapkan pikiran dan hatinya ia menganggukkan kepala setuju. "Mau."

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now