Ϲhɑрtеr 23 : rоо𝖿tор sеkоᥣɑh

40 18 3
                                    

"Berhentilah berpikir pakai kepala
secerdas cerdasnya otak kamu,
nggak mungkin bisa dipakai
untuk mengerti hati."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Sha, Sha." Panggil Raka. Sedari tadi gadis itu tidak merespon panggilannya. Ia terus mengejar Rasha.

"Sha tungguin." Rengeknya. Pria itu sudah berada di hadapan Rasha. Sementara gadis itu tak menatap Raka.

Kini mereka sudah berada di sekolah. Seluruh autensi murid yang melewati mereka menolehkan pandangan ke arah keduanya.

Raka mencubit gemas pipi gadis itu. "Asha cantik jangan ngambek dong." Ucapnya dengan nada merayu.

"Ish, apaan sih." Rasha menepis tangan Raka dari pipinya. Kalau di bilang marah tentu saja. Tapi kalau boleh jujur ia menyukai ciuman tadi.

"Sha, jangan ngambek."

Mendengar Raka seperti itu membuatnya tersenyum sendiri. "Udah ah, gue mau ke kelas." Jelasnya berjalan lebih dulu.

"Gue di maafin nih?" Tanya Raka. Ia berjalan di samping gadis itu.

Rasha berdehem pelan. Ia tetap melangkah tak menatap Raka. Takutnya pipinya semakin memerah menatap mata indah pria itu.

"Ekhem ada pasangan baru nih."

"Uhuyy"

"Pasangan ini cocok banget gilak."

Rasha dan Raka tak menyangka pekikan itu untuk mereka. Mereka tetap berjalan tanpa memperdulikan perkataan murid di sana. Tanpa sadar Raka tersenyum tipis mendengar pekikan itu.

"Pagi." Sapa Kevin yang baru saja sampai. Ia berjalan melewati kedua remaja itu.

"Pagi." Bukan Rasha yang menjawab itu melainkan Karin. Gadis itu tersenyum ramah pada Kevin. Sementara Kevin tak menoleh ke arahnya.

Rasha menggelengkan kepala. Ia menatap pria yang kini sedang menatapnya. "Apa sih?"

"Lo cantik."

Rasha menjadi kikuk mendengar jawaban itu. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Gue emang cantik dari lahir."

Raka malah tersenyum. "Lo bener."

Ngejawab lagi.

Rasha merasa aneh hari ini, tak biasanya hari ini baik-baik saja. Harusnya di depan sana ada Clara yang slalu mengganggu pemandangan kelas. Kemana gadis itu?

Ia menoleh ke arah Karin. "Lo tau Clara dimana?"

"Gak tau." Jawab Karin tak menatap Rasha. Ia sangat acuh menjawab pertanyaan yang diberikan untuknya. Lagian apa gunanya menjawab pertanyaan seperti itu? Tidak akan menambah uangnya juga.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now