Ϲhɑрtеr 44 : Dіcuᥣіk

24 14 4
                                    

"semoga dia tidak bertemu dengan org seperti saya."
-gone

ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʟᴀɴɢsᴜɴɢ ᴅɪ sᴋɪᴘ, ᴋᴀʀᴇɴᴀ ʜᴜʙᴜɴɢᴀɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀɴʏᴀ ᴋᴜʟɪᴀʜ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴅᴀ ʜᴀʟ ᴘᴇɴᴛɪɴɢ ʏᴀɴɢ ʜᴀʀᴜs ᴅɪʙᴀʜᴀs sᴇʟᴀᴍᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴅɪ sᴋɪᴘ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʟᴀɴɢsᴜɴɢ ᴅɪ sᴋɪᴘ, ᴋᴀʀᴇɴᴀ ʜᴜʙᴜɴɢᴀɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀɴʏᴀ ᴋᴜʟɪᴀʜ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴅᴀ ʜᴀʟ ᴘᴇɴᴛɪɴɢ ʏᴀɴɢ ʜᴀʀᴜs ᴅɪʙᴀʜᴀs sᴇʟᴀᴍᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴅɪ sᴋɪᴘ.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Tiga tahun berlalu begitu cepat bagi ke dua pasangan yang sedang LDR. Itu artinya sidang skripsi sebentar lagi akan dimulai.

Dan kotak berbungkus koran itu masih saja berada di depan rumah Rasha dan Tasya. Meski begitu keduanya tetap bersikap bodoamat dengan kotak itu.

Rasha dan Raka semakin sering mengirim pesan bahkan vidcall setiap pulang dari kampus. Hubungan keduanya semakin erat

"Pelajaran tadi bikin otak aku pengen meledak, beneran." Rasha memijit pelipisnya setelah sampai di rumah. Ia kembali menatap materi yang diberikan pada dosennya.

"Asha harus semangat, sebentar lagi kita akan bertemu." Jawab Raka dibalik telponnya. Ia menatap gadisnya pada layar ponsel.

Rasha yang tadinya sters itu kembali menatap Raka pada layar ponsel. "Wah, ada benernya." Rasha tersenyum ceria menatap ponsel.

"Lucu banget–"

"TO-TOLONG!!"

"Itu suara apa, Ka?" Rasha kaget mendengar teriakan dibalik telpon itu. Ia menatap Raka dengan wajah serius.

Sementara Raka sangat kenal suara tersebut. "Nanti kita lanjut telponnya."

"It–"

Tut..

Rasha merasa ada hal buruk yang terjadi disana. Semoga saja itu bukan apa-apa.

•☘️•

Raka berlari keluar apartemennya. Ia mengecek kamar Tasya, berharap tidak ada kejadian buruk yang menimpa gadis itu.

Cklek..

Pintu apartemen Tasya tidak terkunci. Sepertinya ada hal yang buruk terjadi pada gadis itu. Tanpa ragu Raka memasuki apartemen itu.

Ia sudah mengecek semua ruangan yang ada. Namun, Raka tak menemukan Tasya dimana pun. Yang ia temukan hanyalah kotak berbungkus koran dengan tikus mati didalamnya.

Tapi tunggu, tikus mati didalam kotak itu ada dua. Ia menatap tikus itu lekat. Ia mengerti. Raka mencari ponselnya dan menelpon Rasha kembali. Sayangnya, gadis itu tak mengangkat telponnya.

Sial. Raka dengan buru-buru mencari kontak Kevin. Ia segera menelepon pria itu, berharap Kevin mengangkat telponnya.

"Tumben Lo tel–"

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now