Ϲhɑрtеr 31 : Кеsuᥣіtɑn bеᥣɑjɑr

43 14 2
                                    

"Senin,
Selamat pagi untuk kamu
yang aku kangenin."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Tasya duduk manis di halte bus. Gadis itu biasanya menunggu Arii, namun akhir-akhir ini sering di antar Kevin. Mungkin pria itu akan datang kesini seperti biasa.

Baru beberapa menit memikirkan itu, Kevin sudah ada tepat di hadapannya. Tapi tunggu, wajah pria itu tidak seperti biasanya.

Tasya memiringkan kepalanya dan menaruh jari telunjuknya di bibir. "Epin kenapa?"

Tangan yang sedari tadi mengepal kini kembali semula. Siapa yang tega melihat tingkah lucu Tasya. Gadis itu sangat imut sekali.

"Jangan deketin cowo lain selain gue." Perintahnya sambil mengelus halus puncak kepala Tasya. Rambut gadis itu sangat halus dan lembut.

Tasya tak mengerti arah pembicaraan Kevin. Ia hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Gadis itu berdiri dari duduknya dan menatap Kevin.

Pria itu mendekatkan wajahnya menyisihkan jarak antara wajah mereka. Dengan secepat kilat Kevin mencium singkat bibir gadis itu dan langsung menarik lengannya.

"Nice, udah gue tandain. Dan ga akan pernah gue lepas."

Tak sempat merespon tingkah Kevin, gadis itu sudah ditarik menuju ke arah motor Kevin. Tanpa sadar senyum terbit di bibirnya.

Di sisi lain Kaila melihat gerak-gerik mereka. Ck, sial kenapa Tasya bisa mendapatkan hati Kevin semudah itu? Gadis itu pasti pakai pelet. Kevin setampan itu menyukai Tasya? Dimana-mana ia tetap cantik.

『••✎••』

Rasha datang ke kelas lebih awal. Gadis itu kini belajar keras. Ujian pertama hari ini adalah matematika. Siapa yang tidak panik coba, jam pertama diawali matematika.

Siapa sangka jika disana sudah ada Karin. Yaps, mereka satu ruangan. Hanya tempat duduk yang memisahkan mereka.

"Pagi amat, Sha." Ucap Karin. Gadis itu sedang belajar, biasanya ia sering bolos jam pelajaran matematika. Apa boleh buat sekarang mereka tengah menghadapi ujian, bukan ulangan seperti biasanya.

Rasha menarik kursi duduknya agar berdekatan dengan Karin. "Lia banguninnya cepet banget."

"Lia siapa?" Karin baru pertama kali mendengar nama itu. Teman baru Rasha kah? Pantas saja gadis itu jarang menghubunginya ternyata sudah ada teman baru.

Rasha mengeluarkan buku paketnya. Ia menoleh kembali ke arah Karin. "Kakak ipar gue." Balasnya sedikit sombong.

"Loh? Arii udah mau nikah?" Kenapa ia baru dikasih tau.

Salah siapa yang ngejauhin Rasha.

Rasha menggelengkan kepala. "Baru mau ngelamar, abis ujian nanti langsung lamar tuh Lia. Buset, pilihan abang gue bukan maen cok, cantik banget gilak."

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang