Ϲhɑрtеr 35 : kе rumɑh Rɑkɑ

32 14 1
                                    

"Jumat
Jujur, cintaku padamu takkan pernah tamat."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Pelan-pelan nanti dia bangun." Pria itu mendudukkan dirinya di samping kasur. Ia terus menatap Rasha dengan lekat.

"Tch, Lo mending diam." Rasha jongkok dihadapan Raka. Hal itu tentu saja membuat Raka panik bukan main. Ia tak menyangka gadis itu benar-benar ingin melakukannya.

Dengan sekuat tenaga ia menutup mata. "Akh, Asha dia bangun." Teriak Raka histeris.

Rasha memukul keras lengan Raka. Sangat jelas wajah gadis itu memerah. "Cara ngomong Lo seakan-akan mau gue 'apa-apain'." Ucapnya mengelus lembut mochi.

Kucing itu sedang sakit. Itulah sebabnya Rasha berada di rumah Raka. Ia ingin menjenguk kucing lucu itu. Niatnya hanya mengecek keadaan mochi tanpa disangka kucing itu terbangun.

Raka mengelus pelan lengannya. Apa-apa main pukul. Dasar cewek. "Lo jongkoknya dihadapan gue sih," balasnya tak mau kalah. Padahal otaknya memang rada-rada.

"Mochi emang daritadi disini, Lo aja yang tiba-tiba duduk." Jelas Rasha. Gadis satu ini tak mau mengalah. Pernah mendengar perempuan selalu benar? Itu adalah prinsip Rasha. Ia tak ingin mengalah.

"Oke oke, gue salah." Raka menyerah. Tak ada gunanya mengadu mulut dengan Rasha. Sudah jelas ia akan kalah.

Ia ikut jongkok di sebelah Rasha. Mengelus halus bulu mochi kemudian beralih mengacak rambut Rasha. "Mamah, papah laper, jangan mochi terus yang diperhatiin. Papah juga mau."

Rasha tersenyum. Ia tak menatap Raka sama sekali. Gadis itu berdiri menggendong mochi seperti bayi. "Ayo kita pergi, sayang. Papah mu gila." Ucapnya keluar dari kamar Raka.

"Pfft," wajah Raka merah padam sekarang. Gadis itu benar-benar tau cara membuatnya malu. Secara tak langsung Rasha mengakui dirinya 'papah' bukan?

Saking senangnya ia berguling-guling di kasur. Ingin berteriak namun tak jadi mengingat Rasha masih berada dirumahnya. Ia menyembunyikan wajahnya menggunakan selimut. Lalu,ia buka dan tutup lagi.

Sedari tadi Rasha berdiri di daun pintu. Melihat tingkah Raka seperti itu membuatnya senyum sendiri. "Lihat itu, papah beneran gila." Ucapnya pada mochi yang sedang tertidur.

『••✎••』

Akbar mengetuk pintu dihadapannya. Ia merapalkan doa berharap gadis yang dicarinya ada didalam. Mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali. Tak lama pintu terbuka.

"Rasha nya ada ga, kak?"

Lia merapikan celemek yang ia gunakan kemudian menoleh kearah Akbar. Sudah dua hari ini pria itu datang dengan pertanyaan yang sama. "Rasha ga ada dirumah."

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now