Ϲhɑрtеr 33 : Ujіɑn

32 14 1
                                    

"Rabu
Rasa sayangku kini untukmu."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh siswa masuk kedalam kelas masing-masing memulai ujian. Mereka semua menatap layar komputer. Memantapkan jiwa dan raga memilih jawaban.

Sama hal nya dengan Rasha, gadis itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari komputer. Mulutnya berkomat-kamit membaca deretan soal. Bibirnya membentuk sebuah garis melengkung. Sepertinya apa yang ia pelajari semalam masuk ke dalam soal UN.

Karin mengacak kasar rambutnya. Ia merasa pusing dengan deretan soal fisika dihadapannya. Oh, ayolah. Padahal ia sudah belajar fisika bersama Akbar beberapa hari yang lalu. Kenapa sekarang ia jadi lupa rumusnya.

Tak mau memperlambat waktu, Karin mencari soal yang bisa ia kerja lebih dulu.

Suasana seluruh kelas sedang tegang sekarang. Sangat sulit mengerjakan soal fisika jika waktu yang di berikan hanya 90 menit.

Berbeda dengan Raka Cyril Takayama. Pria itu sangat santai menatap layar komputer nya. Bahkan menutup mata pun jawaban yang ia pilih pasti benar. Ia menoleh ke arah Rasha. Gadis itu sangat fokus sekarang. "Lucu banget." Batin Raka tersenyum.

Di ruangan yang berbeda, Tasya mengerjakan ujian dengan penuh ke hati-hatian. Ia tak ingin salah pilih, sampai-sampai gadis itu mencakar dua kali untuk memastikan jawaban yang dipilih benar atau salah.

Disisi lain, Akbar memukul pelan kepalanya. Ia berusaha mengingat rumus yang ia kerjakan semalam. "Masa lupa sih?" Ia terus melakukan hal itu sampai mendapatkan jawaban. "Kalo ga salah pake rumus ini. Nah kan," gumamnya tersenyum puas dan melanjutkan ujiannya.

Kevin mematung menatap layar komputer. Bukannya fokus ujian pria itu masih mengingat kejadian semalam. "Tasya curiga ga, ya?" Tanyanya. Merasa dirinya di awasi sontak ia menoleh ke arah depan. Benar saja di sana sudah ada pak Gavin menatapnya. Dengan buru-buru pria itu mengerjakan ujian.

90 menit telah berlalu, kini semua siswa keluar meninggalkan kelas menuju ke kantin. Satu-satunya tempat melepaskan lelah sekarang.

Rasha berjalan sempoyongan. Kepalanya benar-benar ingin pecah. Sementara Raka sangat bersedia membantu gadis itu.

"Pala gue." Ucap Rasha memijit kepalanya. Semoga saja kepalanya masih bisa berfungsi pada ujian kedua.

"Isi dulu tuh perut Lo." Raka berjalan berdampingan dengan Rasha.

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Iya bawel."

『••✎••』

Akbar berjalan menuju ruangan Rasha. Kalau tidak salah gadis itu berada di ruangan X MIPA 4. Yaps, mereka ujian di kelas 10.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now