Ϲhɑрtеr 30 : Ujіɑn sеmɑkіn mеndеkɑt

40 15 3
                                    

"Untuk kesekian kalinya aku minta maaf."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Hari ini adalah hari terakhir kelas 12. Sebentar lagi ujian Nasional menunggu mereka. Tak ayal banyak yang kelimpungan serta kesulitan, bingung memilih jurusan apa mereka nantinya. Lulus saja belum.

Seluruh kelas 10 dan kelas 11 sedang membuat persiapan sebagai pertisipasi-nya  pada kakak kelas mereka.

"Malesin aaaa. Besok kita udah ujian." Teriak Fika dari dalam kelas.

Kini kelas 12 MIPA 2 sedang menatap jadwal ujian mereka. "Nanti gue milih jurusan apa. Request jurusan yang bagus dong." Viska kelimpungan sendiri. Ia bingung memilih jurusan apa nantinya.

"Lulus aja belum, aelah." Balas Arkan. Dia tetap fokus pada bukunya. Mendengar celotehan temannya membuat fokus belajarnya terpecah.

Sementara di luar kelas mereka, banyak kelas 10 dan 11 berkeliaran. Ada yang membawa alat masak, adapula yang membawa kulkas. Entah apa tujuan adik kelasnya itu.

Rasha sedari tadi memijit pelipisnya yang sedang berdenyut. Dibantu Raka. Pria itu sedari tadi menjelaskan rumus matematika yang sangat sulit dimengerti. Ingin rasanya kepala Rasha meledak.

"Kapasitas kepala gue ga muat." Ucapnya mengacak kasar rambut.

Mendengar itu Raka menonyor dahi Rasha. Gadis itu sedari tadi mengeluh saja. kalau mengeluhnya di kamar tidak masalah. "Baru segini lo udah kebingungan. Gimana nanti mau hadapin ujian, hah." Sesal Raka.

Karin sedari tadi mendengar keributan mereka, menutup telinga. Benar-benar ingin marah sekarang. Otaknya juga ikut terbakar. Jika saja ia berada di dunia komik mungkin kepalanya mengeluarkan asap sekarang.

"Nih, minum dulu." Kevin memberikan botol mineral nya dan berjalan keluar kelas. Tujuannya sekarang adalah belajar dengan Tasya.

"Gimana coba gue ga jatuh hati kalo begini." Batin karin memegang botol minuman itu.

『••✎••』

Kevin berjalan menuju kelas Tasya. 12 IPS 1. Sesampainya di sana ia tak menemukan siapapun. Yang ia lihat hanya perempuan aneh senyum-senyum kearahnya.

Gadis itu berjalan mendekati Kevin tanpa mengentikan senyumannya. Kalau saja ada yang mengatakan senyuman gadis itu paling manis, mungkin bagi Kevin senyuman itu sungguh menyeramkan.

"Epin ya?" Tanya Kaila. Gadis itu menampilkan wajah lucunya.

Kevin merasa kesal mendengar panggilan itu. Hanya satu orang yang boleh memanggilnya dengan sebutan itu. "Gue" tunjuknya pada diri sendiri. "Kevin adjaya. Jangan sekali-kali manggil Epin." Tegasnya. Lalu, berjalan meninggalkan gadis itu.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now