Ϲhɑрtеr 21 : Μеnɡunjunɡі Rɑkɑ

41 19 5
                                    

Ges mao cerita tadi sy baru selesai ujian. Omaigat ujiannya susah sekaliii, affakah bisa masuk 10 besar? (Ucapku sambil rebahan) apapun bisa jika gurunya di sogok 😋

"Rumah tak selamanya berbentuk bangunan, misalnya kandang babi."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Bel pulang akhirnya berbunyi, seluruh siswa berhamburan menuju ke arah parkiran.

"Fika." Panggil Rasha. Ia berlari menghampiri gadis itu.

Mendengar namanya disebut Fika menoleh ke asal suara. "Ada apa, Sha?"

"Gue boleh ikut lo pulang ga?" Tanya Rasha. Niatnya saat ini adalah rumah Raka. Ia harus memastikan jika pria itu beneran sakit atau tidak.

Fika menautkan alisnya. "Arah rumah kita kan ga searah, gimana sih." Jelasnya.

"Gue mau jenguk Raka." Mendengar itu Fika mengangguk sambil tersenyum.

"Mau jengukin calon pacar?"

"Ish apa sih, gue serius tau."

"Gue juga serius, Sha." Melihat wajah gadis itu cemberut Fika berjalan lebih dulu.

"Ayo." Ajaknya.

Mata Rasha berbinar mendengar nya. Tanpa lama ia mengikuti gadis dihadapannya.

"Lo yakin ini rumahnya?" Tanya Rasha dibalik kaca mobil. "Buset gede bener rumahnya." Batinnya takjub.

Fika menoleh kearah Rasha. "Ya iyalah, ngapain gue bohong. Udah sana masuk." Usirnya.

Rasha memutar bola matanya malas. "Iya iya ini gue turun."

Ia turun dari mobil itu sambil menatap betapa megahnya rumah Raka.

"Gue duluan ya, bye." Pamit Fika menjalankan mobilnya, meninggalkan Rasha di sana.

Rasha mengamati halaman rumah pria itu. Sangat bersih dan terawat. Kini ia tepat di pintu itu. Rasha mengetuk pintu, tak ada satupun yang membukanya.

"Kek ga ada orang." Batinnya menatap nanar pintu dihadapannya. Ia menggelengkan kepala dan membuka pintu itu. "Hah, pintunya tidak di kunci." Rasha membelalakkan matanya. Apa jangan-jangan...

Ia berlari mencari Raka di rumah besar ini. Biarlah dia terjebak didalam. Ia harus melihat Raka, jangan bilang pria itu di culik. Pikiran macam apa itu.

Tepat saat ia membuka pintu di lantai dua paling pertama, Rasha melihat siluet seseorang. Gadis itu berjalan mendekati. Ia dapat melihat jelas Raka membalut dirinya dengan banyak selimut.

"Raka lo gapapa?" Tanya Rasha. Ia sangat syok melihat penampilan Raka saat ini.

Mendengar seseorang menyebut namanya sontak Raka terbangun. "Eh, sorry gue bangunin lo ya?" Tanya Rasha. Memang bodoh berteriak di depan orang sakit. Bukannya sembuh malah bikin orangnya sekarat.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now