Ϲhɑрtеr 41 : Tɑsуɑ dі rumɑh sɑkіt?

23 14 1
                                    

"Bagi dunia dia bukan siapa-siapa
Tapi bagiku dia duniaku."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Rasha mengipaskan wajahnya dengan jaket Raka. Mereka berempat baru saja pulang dari pernikahan Fika dan Gara.

"Panas banget." Rasha terus saja mengipaskan wajahnya tak mengindahkan tatapan Raka padanya.

"Kita berdua pamit pulang, ya. Titip salam sama bunda dan ayah." Pamit Akbar sambil melambaikan tangan. Ia menjauhi keduanya bersama Karin.

Rasha menganggukkan kepala sebagai jawaban. Angin yang menerpa wajahnya tiba-tiba saja berhenti. Sontak ia menoleh ke arah Raka yang berhenti mengipasi wajahnya.

"Kipas lagi dong, Ka."

Raka menatap gadis itu dengan tajam. Dari kemarin Rasha menyuruh dirinya ini itu. Memangnya kalau jadi pacar harus kayak babu gitu?

"Gue capek, Sha." Jawab Raka. Ia kelelahan sedari tadi mengipasi wajah Rasha. Dirinya juga merasa panas.

Rasha menunjukan wajah lucunya. "Kipas aku dong, sayang." Ia mengedipkan matanya manja. Ia sangat ahli dalam bidang memikat Raka.

Mungkin ini adalah kelemahan Raka. Ia menatap Rasha dengan pasrah. Melihat wajah imut itu, Raka tak bisa mengabaikannya. "Iyaa, Asha kuu." Jawabnya tersenyum lebar.

Rasha tersenyum kemenangan. Ia mengelus singkat rambut Raka. "Good Boy."

Drrt..drrt

Ponsel Rasha bergetar tanda seseorang sedang menelepon dirinya. Ia sengaja menggunakan mode 'diam' agar suara deringnya tak didengar.

Rasha dengan sigap mengambil ponsel dari saku bajunya. "Halo, Sya. Kenapa?"

"Halo, ini gue Kevin." Jawab Kevin dari seberang telepon itu.

Rasha kembali menatap layar ponselnya. Bener kok nama kontaknya 'Tasya' kenapa yang ia dengar suara Kevin?

"Kevin?" Ia berhenti sejenak lalu melanjutkan ucapannya. "Lo ngapain nelpon gue pake nomor Tasya? Tasya mana? Kok bisa Lo dapat ponsel kembaran gue?" Tanya Rasha beruntun.

Kevin memijit pelipisnya pelan. Sangat sulit mengatakan yang sebenarnya. Ia menghembuskan nafas panjang. "Gue mau ngomong penting sama Lo."

Meskipun agak ragu Rasha menganggukkan kepala. "Ngomong yang bener dong. Gue penasaran ini." Jawabnya tak sabar.

"Tasya ada dirumah sakit."

"APAA!!"

『••✎••』

"Halo, sayang. Iyaa. Ini aku ada di rumah sakit. Iya sayang. Iyaaa sayangku, papay. Umach." Rio menutup telponnya. Ia menatap kontak 'sayang ke-9' itu dengan tersenyum.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now