Ϲhɑрtеr 50 : Rɑkɑ mеnjɑuhіnуɑ?

25 16 6
                                    

kamu masih jadi tokoh favorit aku.

kamu masih jadi tokoh favorit aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Aka 𔘓
11 Januari

| Asha,
| Maaf ya, besok gak bisa ketemu.

Okeyy |
Gapapa |
Lain kali aja ya? |

24 Februari

Ka? |
Lo kemana sih? |

˗ˋˏ ♡ ˎˊ˗

Sudah dua bulan yang lalu, Raka tak menghubungi dirinya. Dan sialnya WhatsApp pria itu tak aktif sejak pertemuannya dengan Akbar.

"Jangan bikin gue kek orang gila, Ka." Rasha mengacak rambutnya kasar. Ia sangat sters sekarang ditambah lagi dengan skripsinya yang belum selesai. Lengkap sudah.

"Sha, gue pergi bentar ya?" Izin Akbar. Ia berjalan mendekati Rasha yang sedang uring-uringan. "Lo kenapa?"

Rasha menatapnya dengan mata panda. Gadis itu tak tidur semalaman memikirkan keadaan Raka. "Gak tau gue."

Akbar jongkok tepat dihadapan Rasha. "Raka?" Gadis itu menganggukinya sebagai jawaban.

"Sha, bukannya gue ngasih tau yang enggak enggak ya. Cuman gue punya firasat kalo Raka ada cewe cadangan disana. Sekaligus kan dia tampan, lebih tampanan gue sih,"

Rasha menepuk kepala pria itu. "Ih Akbar apasii. Lo jangan bikin gue overthingking."

Akbar tekekeh geli. Ia mengelus kepalanya yang dipukul Rasha. "Bercanda, kok." Akbar berdiri dari duduknya. Sesekali ia menepuk celananya yang terkena debu. "Gue pergi bentar, ya. Mau nitip sesuatu?"

Rasha mengerucutkan bibirnya sambil bersedekap dada. Ia menatap Akbar kesal. Kenapa pria ini masih saja tidak berubah. Setiap Akbar ingin keluar pasti slalu bertanya padanya.

"Mau burger extra besar." Final Rasha.

Akbar mengacak rambut gadis itu. "Siap, Acha." Ucapnya lalu menjauh dari sana.

Rasha memperbaiki tatanan rambutnya. Rasa kesalnya hilang begitu saja. Ia mengambil laptop dan segera menyelesaikan tugas skripsinya.

『••✎••』

"Sha, Lo pasti tau makanan kesukaan Tasya, kan?"

Rasha lagi sibuk-sibuknya mengerjakan skripsi tiba tiba Kevin datang. Hampir saja ia berjingkrak kaget dari tempat duduknya.

"Woy, Lo kalo datang ketuk pintu lah. Kek maling aja Lo." Rasha memegang dadanya dramatis. Lalu, beralih menatap Kevin dengan tajam.

Pria itu menggaruk kepalanya. Ia menunjukan deretan gigi dan tersenyum jahil. "Gue kebiasaan, Sha."

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang