Ϲhɑрtеr 28 : Buku 𝖿іsіkɑ

49 15 8
                                    

"Yhaha, Prenjon ya?!"

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Rasha berjalan ke arah perpustakaan. Ia  mencari buku fisika yang dimaksud gurunya. Dengan langkah cepat menuju perpustakaan.

Baru saja kakinya menginjakkan keramik di sana, Rasha sudah dapat melihat banyak siswa di dalam. Sepertinya mereka juga datang mencari buku fisika."Buset." Jika sudah begini bagaimana mencari buku itu?

Rasha memaksakan dirinya masuk kedalam perpus itu. Namun, tangannya ditahan oleh seseorang. Sontak saja gadis itu menoleh ke arah sang pelaku.

"Lo nyari buku ini, kan?" Tanya Raka. Pria itu mengangkat buku fisika yang dicari Rasha.

Sontak mata Rasha berbinar. "Lo kok bisa dapet sih?" Tanyanya sedikit penasaran.

Raka menaikkan bahu acuh. "Gue pinjam buku ini dari lama, niatnya tadi pengen balikin tapi gajadi-" Rasha menaikkan alisnya sebelah, menunggu kata berikutnya dari pria itu.

"-soalnya gue mau pinjamin ke Lo."

"Beneran? Lo ga bohong, kan?" Tanya Rasha. Ia hanya memastikan saja. Lagipula siapa yang mau percaya dengan pria seperti Raka ini.

"Ada satu syarat kalo lo beneran mau buku ini." Nahkan, baru juga dibilang. Pria itu benar-benar yaa.

Rasha memutar bola matanya malas. "Ya,,yaa, apa syaratnya?" Jujur ia ingin membaca buku itu. Kata pak Seno didalam buku fisika keberadaan masuk soal-soal ujian nantinya. Dan sialnya yang mendapatkan buku itu adalah Raka. Malang sekali.

Raka mendekatkan wajahnya hingga menyisihkan beberapa senti dari wajah Rasha. "Belajarnya bareng gue, abis les nanti." Dengan sekali ucapan pria itu langsung pergi.

Wajah Rasha memerah. Melihat Raka sedekat itu membuat jantungnya berdegup. Jangan katakan kalau dia jatuh cinta. JANGAN.

Rasha tersadar dari lamunannya, gadis itu mencari keberadaan Raka yang telah menghilang. "Ck, pinjem buku aja susah amat."

"Rasha." Panggil seseorang di dalam perpustakaan.

Rasha langsung menoleh ke asal suara. Ia melihat Karin berjalan kearahnya. Ia sudah menduga jika memang mood sahabatnya kemarin buruk. Buktinya saja gadis itu berbicara lagi dengannya.

"Lo udah nemu buku, Sha?" Tanya Karin. Ia kelimpungan berdesakan di dalam sana. Hanya bikin sesak nafas saja, buku pun tak ia temukan.

Melihat penampilan Karin yang kacau balau sontak Rasha tertawa sendiri. "Lo gimana sih? Gue nanya lo malah ketawa ga jelas." Sesal Karin. Sahabatnya benar-benar minta ditonjok.

Rasha meredakan tawanya. "Rambut lo noh, perbaikin dulu." Ucapnya tambah mengacak rambut Karin.

"Duh, Rasha apaan sih." Karin berusaha melepaskan lengan Rasha dari rambutnya.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now