Ϲhɑрtеr 52 : Wіsudɑ [TAΜAT]

70 17 14
                                    

Dia terlalu istimewa untuk dideskripsikan dengan sederhana.

Dia terlalu istimewa untuk dideskripsikan dengan sederhana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Rasha mencari preset ataupun template galau yang ia inginkan. Setelah sekian lama mencari akhirnya, ia menemukan preset galau itu. Ia langsung memasang fotonya dan foto Raka disana.

Lalu, ia memasangnya di story'Instagram.

Besok dirinya akan wisuda. Tanda tanda kehadiran Raka belum muncul juga. Rasha menatap gelang pemberian pria itu. Apakah ia harus bertahan dengan kepastian yang tak jelas ini? Sungguh, itu sangat mengganggu pikirannya.

Tasya, Naya dan Daniel datang ke rumahnya. Mereka sangat ingin datang ke wisuda Rasha.

Ngomong ngomong soal Tasya gadis itu lebih dulu wisuda. Tunggu dulu...

Rasha berjalan cepat ke ruang tengah. Disana sudah ada Tasya dan Kevin bercanda ria. Keduanya saling melepas rindu.

"Kalo mau mesraan jangan dirumah gue." Ledeknya kala melihat Tasya dan Kevin berpelukan. Sebenarnya ia iri.

Kevin memutar bola matanya malas. "Emang kenapa? Gue kangen sama Tasya." Balasnya memeluk lengan gadis itu dengan manja.

Kenapa hubungan mereka semakin erat setelah LDR-an? Sedangkan Akbar dan Karin putus ditengah perjalanan. Dirinya? Entahlah ia sendiri tidak tahu.

Tasya buru buru memukul lengan Kevin dan berbisik. "Jangan gitu sama kakak ipar,"

Mendengarnya saja membuat hati Kevin menghangat. Senyumnya mengambang layaknya orang gila. Ia cengengesan sendiri dan menatap Rasha.

"Yaudah, gue keluar bentar. Nanti gue balik lagi." Kevin berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke pintu utama meninggalkan keduanya.

Rasha mendudukan dirinya disebelah Tasya. Ia menatap lekat gadis yang menjadi kembarannya. "Lo kan udah lulus. Tapi, Raka kenapa gak datang kesini?"

Tasya menaikkan bahu, tak tahu. "Lupa kali." Tebaknya. Ia mengambil keripik pisang yang baru saja diberikan Kevin tadi.

"Gimana sih? Kalian kan satu apartemen." Ucap Rasha kala mengingat ucapan Raka saat bertukar cerita beberapa tahun lalu.

"Beberapa Minggu sebelum wisuda, Raka pindah apartemen. Dia juga gak ngasih tahu tinggal dimana."

Tasya melirik ke arah Rasha. "Kalau gak salah dia berangkatnya sama bapak bapak."

"Bapak bapak?" Diangguki Tasya.

Rasha mulai berpikir keras. Siapa bapak bapak itu? Ayahnya atau pamannya atau malah temannya? Sejauh ini Raka tak pernah memberitahu jika ada teman laki-laki di sana. Atau malah Rasha gak ingat. Tau ah bodo.

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now