Ϲhɑрtеr 38 : mɑnіs

31 14 3
                                    

"Selamat pagi
Untuk kamu yang selalu dihati."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Sudah satu jam lebih Arii menarik kaki dan lengannya. Pria berstatus suami itu menoleh kearah kedua adik kembarnya.

Disana ada Rasha yang memeluk erat kakinya sementara Tasya menarik lengannya agar tak pergi meninggalkan rumah.

Sekali lagi Arii menggelengkan kepala. Jika sudah begini bagaimana cara ia pergi? Ia menoleh kearah Daniel dan Naya meminta agar gadis-gadis ini melepaskan dirinya.

Melihat kode itu Naya malah mengalihkan pandangan. Sebenarnya wanita itu juga tak ingin Arii meninggalkan rumah ini. Banyak kenangan bersama anaknya itu.

Tingkah Naya sungguh membuat Arii  kesal. Ia menoleh kearah Daniel berharap ayahnya membantu dirinya saat ini.

"Sha, Sya. Kasian Abang kalian. Dia mau pergi itu." Ujar Daniel mendudukkan dirinya di sofa menyeruput secangkir kopi.

Rasha dan Tasya menggelengkan kepala bersamaan. "GA MAU."

"Adekku yang manis, lepasin Abang ya. Sekarang Abang udah punya keluarga baru." Jelas Arii selembut mungkin. Kedua kakinya sangat lelah berdiri seperti ini selama sejam.

"Jadi kita bukan keluarga lagi?" Tanya Rasha tetap memeluk kaki jenjang itu.

Arii mengangguk, "Iyah." Dan mendapat pelototan dari semua anggota keluarga disana. "Eh,, maksudnya, anu yaa gitu." Ucapnya kikuk sambil menggaruk kepalanya.

"Aaa... Abang Tasya belum mau ditinggal." Tasya merengek di lengannya. Ia mengayunkan lengan itu berharap sang pemilik tak pergi dari sini.

"Bunda tolongin." Mohon Arii. Terlalu banyak kata jujur yang harus ia keluarkan sekarang. Jujur, ia ingin pergi secepatnya dari sini. Jujur, ia tak ingin meninggalkan adiknya. Jujur, jujur, dan jujur.

Naya berjalan kearah anaknya. Ia tak menyangka anak yang selama ini ia urus telah menginjak usia dewasa. Dengan berat hati Naya menarik Rasha dan Tasya menjauh dari Arii. "Kasian Abang kalian."

Hal itu sontak membuat kedua manusia kembar memberontak di tarikan Naya. "Bunda, mau Abang." Tangis Tasya di pelukan Naya.

Pintu utama terbuka, disana berdiri Lia. Gadis itu menatap kehebohan keluarga Andika. Ia tersenyum melangkah kearah Arii.  "Ayo." Bisiknya tepat ditelinga pria itu.

Arii menganggukkan kepala dan berjalan bersama Lia meninggalkan keluarganya.

"Kamu kenapa ambil Abang gue?" Teriak Rasha tak terima. Tanpa sadar ia menggunakan bahasa campuran kamu-gue.

Lima manusia disana langsung menoleh kearah Rasha. Tak berselang lama mereka tertawa lepas. "Belajar yang bener sana." Ucap Arii menatap adiknya yang tak berdaya di atas lantai.

Raka untuk RashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang