Ϲhɑрtеr 32 : bеᥣɑjɑr bеrsɑmɑ (Pɑrt 3)

37 14 5
                                    

"Selasa
Selalu larut dalam rasa."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

"Tasya pulang." Ia memasuki rumahnya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Raka dan Rasha sedang belajar bersama. Entah sejak kapan mereka dekat.

Ia tak perlu memikirkan urusan kakaknya. Yang ia harus pikirkan adalah belajar. Yaa, besok masih ujian. Tidak ada waktu untuk bermalas-malasan sekarang.

"Selamat datang ke rumah." Sambut Lia. Gadis itu sudah tinggal beberapa hari di rumah mereka. Lia seperti gadis idaman, sudah cantik, baik, bisa masak,dan juga sopan. Itumah memang kriteria seorang wanita.

Tasya tersenyum tipis. Naya akhir-akhir ini terlambat pulang. Untungnya ada Lia yang bisa menggantikan posisi bunda untuk sementara.

"Mau Kaka siapin makanan?" Tanya Lia. 

"Okey." Jawab Tasya. "Aku mau mandi dulu yaa." Lanjutnya berjalan menuju lantai atas.

"Liat Akbar ga, Sya?" Tanya Rasha tiba-tiba. Ia tadinya fokus pada buku kini menoleh ke arah sang kembaran.

Baru saja kakinya menginjak tangga pertama, ia menoleh ke belakang. "Gatau, galiat." Jawabnya tetap melanjutkan kegiatannya.

Raka sempat-sempatnya menggelengkan kepala. Kenapa gadis ini suka sekali mencari Akbar? Sepenting apa pria itu bagi kehidupan Rasha Andini?

"Apa Lo liat-liat ?" Tanya Rasha kala menyadari Raka sedang menatapnya.

Raka reflek mengalihkan pandangannya. "Ngapain sih nyari Akbar? Kan ada gue di sini." Jawabnya tanpa sadar.

Mendengar itu Rasha mengedipkan matanya berkali-kali. Ia tak salah dengar atau pria ini hanya bercanda?

"Pfft, Lo ga cemburu kan?" Tanya Rasha. Ia berusaha menahan senyumnya. Kapan lagi melihat Raka bersikap seperti ini.

"A-apa sih, gue salah ngomong tadi." Jawab Raka memukul pelan mulutnya. Dasar mulut ini, suka sekali cari masalah. Mampus kan.

Rasha kembali fokus pada bukunya. "Tadi Akbar janji beliin makanan, makanya gue cari dia. Takutnya dia boong." Jawabnya membalikkan buku biologi.

Ada rasa lega mendengarnya. Syukurlah, "ya-yauda sih," jawab Raka sedikit malu. Ia sedikit gemetar memegang bukunya. Tolong ia sangat malu sekarang. Kenapa ia harus bersikap seperti ini sih? Nanti di kira beneran cemburu. Huh,

Rasha meraih tangan Raka. "Kok gemetar? Sakit ya?" Godanya menaik turunkan alisnya. Seru juga melihat pria itu malu.

"A-APASIH!"

『••✎••』

Selesai mandi Tasya langsung mengenakan baju tidurnya. Gadis itu merogoh tasnya. Tanpa sengaja tangannya meraih buku fisika milik Kevin. Ia lupa memberikannya tadi. Padahal sudah semalam ini, apa tidak masalah jika dia keluar sebentar?

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now