Ϲhɑрtеr 34 : Pеrрustɑkɑɑn (Pɑrt 2)

32 14 7
                                    

"Kamis
Kata-katamu manis."

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

Lega. Itu adalah perasaan seluruh kelas 12 saat ini. Mereka telah menyelesaikan ujian tanpa hambatan sedikitpun. Kini mereka tinggal menunggu hasil ujian. Lulus/ tidak lulus.

Meskipun ujian telah selesai namun kelas 12 MIPA 2 saat ini sangat berisik. Siswa/i di sana membahas tentang kuliahan mereka nantinya.

"Gue sih kuliahnya di UNM."

"Kayaknya gue ga kuliah."

"Halah, mending kayak gue aja. Langsung nikah."

Ucapan terakhir itu membuat seluruh kelas 12 MIPA 2 menoleh ke asal suara. Yaps, suara itu berasal dari Gara–manusia paling aneh di kelas mereka.

"Pfft, emang ada yang mau?" Tanya Fika. Gadis itu sangat menyayangkan jika Gara langsung menikah. Padahal pria itu cocok jika bekerja dulu.

Mendengar itu Gara malah tersenyum. "Oh jelas, ada."

"Spill dong." Ucap satu kelas itu bersamaan. Jujur mereka penasaran, siapa gadis yang bisa melelehkan hati Gara–sang pria aneh itu? Mereka sangat berterimakasih. Setidaknya pria itu masih ada kesempatan hidup.

"Lo." Tunjuk Gara. Sontak seluruh autensi menoleh kearah tunjukannya. Dan disana ada Fika berdiri mematung.

"Gue mau nikahin Lo." Lanjut Gara membuat satu kelas heboh.

"Ngajak nikah kek ngajak pacaran."

"Buset si Gara."

"Terima...terima."

Baru selesai ujian kepalanya sudah sepusing ini. Ditambah lagi kelasnya ribut bukan main. Kenapa gurunya bisa bertahan mengajar di kelas ini?

"Ck, suruh mereka diam, Aka." Suruh Rasha, gadis itu menyembunyikan wajahnya di lipatan lengan.

Raka sekilas mengusap lembut rambut Rasha kemudian ia menoleh ke arah teman sekelasnya. Ia juga merasa terganggu dengan teriakan mereka.

Bukannya menyuruh mereka diam, Raka malah menggendong Rasha keluar dari kelas.

Gadis yang tadinya tidur itu terbangun. Ia memberontak dari gendongan Raka. "Woy, Lo apaan sih. Lepasin gue." Siapapun tolong. Niatnya menyuruh Raka mendiamkan seluruh anak kelas. Kenapa ia digendong seperti ini.

Mendengar teriakan itu autensi siswa teralihkan. Mereka yang tadinya meneriaki Gara dan Fika malah berbalik meneriaki Raka dan Rasha.

"Langsung di booking."

"Calon masa depan."

"Iri banget deh."

"Kok kalean pada romantis sih?"

Raka untuk RashaWhere stories live. Discover now