Di Kaki Bukit Douhua (1)

80 11 0
                                    

Pikirannya kembali bekerja, memutar klise film kenangan sebelum kegelapan yang nyata ini benar-benar terjadi. Masa ketika Jenderal Shuo memintanya dan Shuo Lin untuk bergegas pergi ke Kaki Bukit Douhua untuk menemukan hadap Tetua Fu Ming. Tiadalah walau setitik ingatan itu melangkah pergi dari benaknya.

Bila benarlah fakta jika Fu Ming nyata berkehidupan di sana, maka tiadalah seharusnya kesulitan yang amat untuk dilacak keberadaannya berdasar nama, atau sedikitnya desas-desus kabar dari penduduk kaki bukit Douhua. 

Demikian maka, kemungkinan ada harapan dia dapat berjumpa. Juga apakah ada mungkin Ibu Suri Agung mengenal namanya? Bai Ziyoung jua belum mendapatkan ketetapan atas persoalannya.

"Yifei? Nona Lu Yifei?" Panggil Ibu Suri Agung dari singgasananya kepada Lu Yifei yang masih bersimpuh di lantai bersampingkan Ying Rourou. Sesaat Nona Lu terjaga kembali pada raganya jua sebab senggolan siku Ying Rourou, Ibu Suri Agung kembali berlontar, 

"Masih belum mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Raja?" 

"Terima kasih untuk kemurahan kasih Anda, Yang Mulia!" Lu Yifei pula bersama Ying Rourou bersujud takzim kepada Raja Weixing.

Tidak terpaut lama waktu, usai itu selesai, Lu Yifei dan Ying Rourou mengundurkan diri untuk ditunjukkan kamar mereka dan berikan pengetahuan tentang tugas mereka sebagai pelayan tinggi Ibu Suri Agung. 

Sementara mereka bersekeluarga masihlah dalam lingkup hangat pertemuan. Setelah lama Ibu Suri Agung pergi ke kuil, mereka telah kehilangan cakap untuk sekadar berbincang. 

***

Usai telah melakukan pertunjukan melingkari paviliun Ibu Suri Agung, pelayan tua berhenti beromel melainkan sekadar berdiam paku untuk percuma melambungkan dua buah Liúsū Zhuì [1] dengan liontin berbahan kayu yang dipahatlah kata 峰 (fēng)* di atasnya.
*Karakter 峰 Fēng berartikan puncak, dapat dimaknai pula sebagai pelayan tinggi Ibu Suri Agung. 

Menampaknya itu, justru Ying Rourou bukan gratis mematung, melainkan membelokkan kepalanya untuk untuk bertatapan mata dengan Lu Yifei. Nanar matanya, mencari penjawaban daripadanya.

Bukan semata laku, menurunlah mata Lu Yifei menekur. "Hamba tiadalah berpengetahuan lapang, mohon pelayan tua membimbing kami, apalah pemberian Liusu Zhui ini?" 

"Bukan kosong dalil, tetapi inilah tanda pengenal kalian sebagai pelayan tinggi Ibu Suri Agung. Kenakanlah!" pelayan tua memindahkan Liusu Zhui pada dua tangan gadis cantik itu. Usainya, melangkahlah ia pergi, menyisakan Ying Rourou bersama Lu Yifei menyepi. 

"Angin dan hujan di puncak gunung*," celetuk Ying Rourou ketika mengamati karakter pada Liusu Zhui miliknya. 
*风雨峰山 (Fēngyǔ fēngshān). Karakter 'fēng' di atas Liúsū Zhuì berhomofon dengan 'fēng' yang berartikan angin.

"Amatlah betapa indah menikmati hujan dan gerimis di puncak gunung nan indah." Lu Yifei menyahuti Ying Rourou sembari menampak Liusu Zhui miliknya, sebagaimana Ying Rourou berlaku. Mata ia lekat menatap, tetapi pikirannya hampa, membayang peristiwa yang dilaluinya bersama Shuo Lin di hutan tempo waktu.

"Benarlah apa yang Anda cakapkan. Saya juga berkeinginan untuk mendaki ke puncak gunung, hanya tetapi takdir belum mengizinkan."

"Syukur-syukurlah demikian, Rourou. Tiada yang menarik dari puncak gunung, bila semuanya cuma perjuangan kelam yang sia-sia dan meletihkan." Dengan masih terpaku pada aksara, memperbedakan Ying Rourou memandang Lu Yifei dengan hilang akal. 

"Apakah kalian sudah menyambut Luisu Zhui daripada pelayan tua?" Sebuah suara membumbung di udara. Sontaklah mengejutkan Lu Yifei dan Ying Rourou untuk segera memasangkan tubuhnya ke hadapan Ibu Suri Agung. Kemudian, mencondongkan tubuhnya dengan segala takzim. 

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskOnde histórias criam vida. Descubra agora