Yang Tak Tebersit

38 10 9
                                    

Satu tetes air mata tiada terasa telah jatuh ke pipi lembutnya. Bukan sebab kelaraan apa, namun itu justru datang dari Nyonya Fu yang dengan tetiba ia membicarakan satu hal yang bahkan itu enggan dia dengar. atau sehanya untuk memiliki pengetahuan akannya.

Akan tetapi itu berkatalah suah terlaku, siapa dapat mengira kelak Nyonya Fu akan mengatakannya kemudian, jua itu bukanlah suatu ketersimpangan; melainkan itu hanya lanjutan daripada penjelasan terang Nyonya Fu yang menyalin jawab dari pertanyaan yang ia lontarkan. 

Itu bukanlah suatu kesengajaan beliau membuat Lu Yifei menjadi kesedihan dan menerima lagi kedukaan yang mungkin tengah ia berusaha tabahkan. Namun entah apa niatnya, bisa boleh ia hendak menyampaikan sesuatu apa itu kepadanya.

Entah dengan ekspresi bagaimana yang hendak Nyonya Fu melihatkan daripada keberterimaan Lu Yifei mendengar jelasnya, tetapi itu semata-mata untuk menunjukkan wajahnya yang kian ia tenggelamkan dalam bayang.

"Nona Lu. Saya tiada tahu yang kau tengah pikirkan, namun; saya lebih tidak mengerti, mengapa kamu tidak ada sekelumit pun kegairahan untuk mendapat ketahuan mengenai apa-apa saja pasal keluargamu? Apakah kamu tiada merasa penasaran akan itu?"

Juga ini pun sama, bahkan Nyonya Fu lebih memperjelas maksudnya untuk menyinggung hal itu pada Lu Yifei.

Pelayan menyedihkan itu tidak dapat lagi melakukan apapun, cuma dapatlah ia menggenggam tangannya yang mengepal dalam gemetar.

"Maaf, Nyonya. Pelayan ini tidak mengerti maksud Anda menanyakan hal tersebut pada saya. Apa sebenar yang Anda hendak dapatkan dari saya, Nyonya?"

"Nona Bai, saya mengerti betul akan kepiluan yang dimiliki kamu. Itu tidak lebih sedikit. Namun, untuk mengetahui suatu kenyataan, itu bukanlah satu hal yang tabu, bukan?"

Tidak mengerti sungguh apa yang beliau katakan, melainkan itu hanya untuk mengguratkan ketertautan kedua alisnya, memperlihatkan tatapan nanar pada Nyonya Fu; bingung.

"Apa sebenar yang hendak Anda bicarakan, Nyonya? Mohon berikan pada pelayan ini: pengertian yang tidak bisa saya dapatkan."

Bukan untuk berlempar kata jawaban, Nyonya Fu justru memberikan senyum lembut tetapi penuh kemisteriusan pada Lu Yifei. 

"Mungkin kamu akan mendapat erti dari itu nanti. Namun mohon maafkan saya, tapi saya harus pergi terlebih dulu. Barangkali orang yang akan datang menggantikan saya di sini nanti, bisa menyalin jawab itu untukmu, Nona. Tanyakanlah semua yang kamu di benak ingin dapatkan penerangannya. Saya pergi dulu, Nona. 

Tunggu saja. Sebentar lagi mungkin dia akan tiba. Itu tidak membutuhkan waktu lama. Saya permisi."

"Ny-Nyonya. Saya bahkan belum mendapat keseluruhan terang daripada maksud Anda baru saja. Mungkinkah orang yang akan datang nanti bisa mengerti apa yang tadi hendak Anda bicarakan?"

"Coba tebak." Nyonya Fu tersenyum lembut. "Xing Yun," panggilnya. Kemudian, biksuni pelayan itu menuntun Nyonya Fu pergi meninggalkan Lu Yifei sendirian di sana.

Satu titik air, dua titik air, dan barulah lalu suara langkah seseorang perlahan mendekat; hingga ia menampakkan satu tubuh utuh seseorang yang dikenalinya, tetapi tiada pernah ia sangka-sangka. Dia: ...

"Yang Mulia Pangeran Zu?!" Mata Lu Yifei terbelalak terkejut, atau bahkan ia bahkan tidak pernah memiliki kesangkaan bila Pangeran Zu akan datang ke sana. "Yang Mulia, apa yang Anda lakukan di sini, ah bukan! Bagaimana Anda mengetahui tempat ini?" tanyanya polos, 

dan ya tentu saja. Bahkan seekor tikus pun tidak akan mampu melewati semua pintu rahasia yang ada di bangunan itu hanya untuk masuk ke ruang yang tidak seberapa besarnya.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now