Dua Pangeran

155 26 1
                                    

"Dia.!" Lu Yi Fei bercakap keras hingga dua pangeran itu menoleh ke dirinya. Dan semua pelayan, matanya tertuju ke diri Yi Fei.

Pangeran itu agak membelalakkan matanya terkejut karena hadirnya ada di sana. Dan satu pangeran di sisinya mulai mengerutkan dahi dan memunculkan pertanyaan.

"Siapa dia..? Apakah kakak mengenalinya..?" Pangeran itu terheran dan masih terpaku menatap gadis pelayan itu.

"Ahh aku ingat dia. Dia yang waktu itu mencari burung Beo. Kenapa aku baru tersadar..?" Ia tertawa terbahak. "Bukankah dia juga telah pernah mengatakan nama nonanya, Mu Ling Qu..? Kenapa baru teringat, astaga."

"Kau..." Lu Yi Fei menerbangkan telunjuknya pada kepala bujangan itu. Seketika ia mendapat hujaman mata pelayan lain karena tak sopan.

"Apa yang kau—" satu pangeran itu terpotong kalimatnya.

"Benar, inilah aku. Ada masalah..?"

Lu Yi Fei semakin geram dan menggeretakkan gigi-giginya. Detik selanjutnya, ia mendapat senggolan lengan pelayan di sebelahnya memberi isyarat tuk menundukkan jarinya. Ia pun menurut dan menghelakan napas.

"Dia siapa sih, Kak..? Kelakuannya benar-benar lancang."

"Sudah. Bukan urusan penting. Ayo jalan." Dua pangeran itu melanjutkan jalannya memasuki kediaman Mu.

Semua tubuh yang memasang pun menyebar satu demi satu, hanya Lu Yi Fei yang menetap sambil melotot ke arah dua pangeran itu lenyap ditelan pintu.

"Heh.!" Satu dorongan membuat Yi Fei tersungkur ke tanah. Ia terlalu paham siapa pelakunya. "Kaukira dirimu siapa dapat seenaknya menunjuk jari pada seorang pangeran..? Syukur-syukur kalau lelakumu ditindaklanjuti, dan lalu kau pun dihukum mati. Aahhh betapa indahnya hidupku ini..." Ucap Mu Ling Qu.

Lu Yi Fei perlahan menghadapkan wajahnya ke arah Mu Ling Qu. Ia lantas bercakap, "akan saya terima hukuman itu."

"Hah. Baguslah kalau kausadar diri." Mu Ling Qu lalu berhentak pergi ke arah wismanya dengan dua pelayan di belakangnya. Dan Yi Fei tahu satu hal, dia pasti akan mencari kesempatan untuk dekat dengan dua pangeran itu.

***

"Apa gerangan dua pangeran bersila mengunjungi wisma sederhana kami..?" tanyaTuan Mu dengan rendah diri. Di sampingnya, bertenggerlah satu onggok nyawa yaitu Nyonya Mu.

Para pelayan mulai menyeduh teh pada meja masing-masing orang di sana, tak terkecuali Tuan dan Nyonya Mu.

"Berkunjungnya kami kemari, hendak menyampaikan titah Yang Mulia Raja kepada Tuan dan Nyonya Mu. Beliau tiada sempat memanggil Anda secara personal karena urusan kerajaan yang masih menumpuk. Beliau juga memberi kami dekrit kekaisaran, mohon Tuan dan Nyonya menerimanya," ucap si Pangeran.

Mendengarnya, sontak membuat keduanya bangun dari duduknya dan mulai berlutut di lantai sambil menautkan kedua tangannya ke depan tanda hormat. Diikuti oleh para pelayan yang ada di ruangan dengan bersujud.

Pangeran itu mulai membuka gulungannya. "Negeri yang damai terletak pada hubungan diplomasi antarnegara. Diplomasi yang baik dapat menentukan kesejahteraan rakyatnya. Kecakapan dan kompetensi Menteri Luar Negeri Mu Lian Shuang dalam menjalin hubungan diplomasi antarnegara sangat mengagumkan dan patut disanjung.

Oleh karena itu, saya menitahkan Tuan Mu untuk melaksanakan tugas di Kerajaan Tang dengan mengemban tugas sebagai Menteri Luar Negeri demi terciptanya hubungan regional yang baik dengan kerajaan tersebut.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now