Bayangan

128 23 2
                                    

Selesai telah Lu Yi Fei persiapkan alat dan perlengkapan lainnya untuk mengajari Nona Mu-nya. Namun, telah ditunggunya ia lama tiada muncul juga bahkan pucuk helai rambutnya. Malam nan sejuk menerpa tubuh Yi Fei membuatnya agak gontai. Sendirian menunggu seseorang yang bahkan tak pasti datang.

Ia masih sabar menunggu, hingga suara riuh datang dari kejauhan. Dengan yakin Yi Fei menerka suara itu ialah suara Mu Ling Qu. Merengeknya Ling Qu pada dua pelayannya. Hanfu cantiknya berubah amburadul dengan motif lumpur yang indah dan rumbai pada hanfu karena sobek di sana-sini.

Dilihat dari raut wajahnya, ia terlihat kesal dan jengkel dengan Lu Yi Fei karena satu alasan. Dengan langkah tegas ia menuju budak menyebalkannya.

"Lu Yi Fei.!"

"Nona sudah tiba. Bagaimana kabar nona selama perjalanan..? Lancar, bukan..?"

"Lancar..? Tidakkah matamu lihat hanfuku jadi compang-camping seperti ini..? Hanfu cantikku seketika lebih mirip pakaian orang gelandangan dari pada pakaian orang beradab.!"

"Bukankah telah saya sampaikan bahwasannya dalam perburuan tidak dianjurkan memakai gaun..? Lalu mengapa nona masih rewel dan tidak menurut..?" Ucap Yi Fei dingin dan menusuk.

Mu Ling Qu membeku sambil berpikir cara membantahnya. "Euh, suka-suka aku lah. Ini gaunku.! Kamu tak pantas mengaturku.! Akulah nonamu, tuanmu.! Atas dasar apa kaumengatur aku.?! Toh, yang lebih patut disalahkan ialah dirimu.! Mengapa kaumemilih tempat aneh dengan rute yang menyeramkan sih.?! Mengapa tidak di sekitar tenda saja..? Di sana kan lebih—"

Yi Fei menghela napas lalu memotong, "Nona, bisa kita mulaikan saja..? Jika terlalu lama, kekhawatiran nona akan mudah terjadi pada kita."

Dengan sebal Ling Qu menurut. Yi Fei menyerahkan busur panah pada nonanya. Ia lalu membuat contoh untuk Ling Qu. Sangat mudah, ia berhasil membidik anak panah tepat pada titik pusat bahkan pada malam hari yang remang, hanya disinari cahaya bulan. Lagi-lagi Ling Qu merengek.

"Kaubodoh.?! Malam-malam seperti ini yang minim cahaya kausuruh aku membidik sasaran itu.?! Huh, sia-sia aku kemari memintamu mengajariku. Payah.!" Umpatnya.

"Tak ada waktu, Nona. Pagi dan siang bukankah waktu kita untuk berburu..? Lantas kapan waktu kita berlatih di siang hari..?"

"Benar juga," gumamnya. "Baiklah, akan kucoba. Awas saja, ya kalau besok aku masih tak bisa memanah.! Akan kuburu kamu.!" Ancamnya.

Dengan telaten Yi Fei mengajari Ling Qu. Walau banyak bicara dan banyak tingkah, Yi Fei menganggap itu sebagai angin lalu saja. Tugas utamanya ialah mengajari gadis manja itu memanah.

Amat lama dan sabar Yi Fei mengajar, hingga satu anak panah Ling Qu berhasil mengenai sasaran, meski cukup jauh dari titik pusat. Tak mengapa, awal yang bagus tuk membangkitkan semangatnya lagi yang sudah layu tadi.

"Wah... Itu... Aku... Kena sasaran, kah..?"

"Benar, Nona.! Hihi..."

"Selamat, Nona berhasil.!" Ucap Alin dan Azheng turut gembira.

"Meskipun kena sasaran, tapi masih jauh dari titik pusat, Nona." Sebuah suara muncul jauh dari arah sasaran itu.

Semua mata tertuju padanya. Siapa dia, mereka pun tidak yakin. Mereka menyipitkan mata hendak menyaksikan apa yang tengah ia lakukan di seberang sana.

Pemuda itu mencabut anak panah Ling Qu dan melemparnya pada mereka. Anak panah itu ditangkap Yi Fei sebelum sampai mengenai wajah cantik Mu Ling Qu.

Pemuda itu mendekat. Semakin jelas bayangannya, mata Ling Qu seketika berbinar. Senyumnya mengembang.

"Pangeran Feng Gu Ren.!" Mendengar itu, Yi Fei refleks melihatnya lagi tuk memastikan.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now