Pedang Tajam

68 12 4
                                    

Mana mungkinlah Lu Yifei berkepala besar mampu menanyakan perihal tersebut dengan ringan lidah ... tanpa tahu malu. Lantaslah kemudian ia menurunkan tatapannya kembali merasakan rasa tidak senang hati pun rasa bersalah telah mengungkit lagi masa yang suah lampau; menyesal, tentu ia rasakan pada keakhirannya.

"Tidak perlu sungkan untuk bertanya, jua lagipun tiada larangan untuk berlontar tanya. Saya pun bukan semacam orang penentang, saya dapat menyalinnya selagi mampu saya balikkan jawab."

Entah telah berapa banyak luka lama yang telah Lu Yifei gali atas pertanyaan ia sendiri teruntuk Zugui. Mungkin stok maaf seumur hidupnya tidak akan mencukupi untuk menyembuhkan rasa lara itu. Dan sedikit lebih sedikit mengangkat bibirnya terasa getir, bagaimana ia menatap dirinya pula dalam cermin, jiwa yang sama-sama terperangkap dalam luka, berada juga dalam tubuh seorang pangeran kerajaan. 

Pangeran Zu mengambil udara untuk mengisi ruang-ruang hampa dalam dirinya, setelah ia benar-benar sanggup untuk memulainya mengeluarkan kata. Hanya butuh beberapa masa lagi, tetapi untuk mengetahui rasa sakit tidak semudah itu disingkirkan. Cobalah ulang untuk menutup gerbang duka, dan ia mengambil start untuk berdiksi.

"Mungkin tidak lebih baik dari perspektif orang lain, melainkan itulah kesungguhan cerita yang ada. Bukan semacam penaklukan di dalam sebuah perang jajah, tetapi Yang Mulia mengikat pertalian dengan kerajaan lain dengan penuh-penuh kebijaksanaan. 

Anda mungkinkah mendapat ketahuan hal mengenai kesulitan Kerajaan Chen Selatan? Dan begitulah semua konflik itu sungguh diselesaikan oleh Rasa Weixing. Mendapatkan kebebasan dan hak kami kembali. Mungkin ungkapan jajah bukanlah yang lebih baik digunakan. Bolehlah orang lain membuka beberapa jendela gagasan; mengatakan kerajaan kami ditindas ...

hanya tetapi, rezim kedaulatan Raja Weixing begitu baik dan baik kepada seluruh. Bukanlah merupakan kami yang tersakiti, melainkan kamilah yang berterima kasih telah suah mendapatkan beberapa edaran udaran segar percuma. Anda mungkin tidak pernah tahu, tetapi itulah yang kami semua rasakan. Kami, putra adopsi raja."

Pangeran Zu memompa pernapasannya secara memanjang dan dalam, seolah udara menjadi bahan perebutan antara ia dengan Lu Yifei. Gadis itu lalu bertunduk mengisyaratkan pengetahuan menerima semua sejarahnya yang sama-sama kelam. 

Lantas begitu, haruskah ia mengasihani dirinya sendiri? Sebab, orang yang usai memporak-porandakan kerajaannya bukanlah Raja Weixing, tetapi Pangeran Yu, Feng Yuming. Bukan lagi sebuah keterbalikan total, namun jua memutar fakta agar Bai Ziyoung membalaskan dendamnya kepada Raja Weixing, serta bukan Feng Yuming. 

Cara licik untuk seorang yang culas; bagai membunuh tikus dengan memelihara kucing. Semacam begitulah taktik Feng Yuming, dengan memanfaatkan Bai Ziyoung diri ia akan meraih takhta kepunyaan ayahandanya. 

Takjub terpancar daripada mata Lu Yifei kepada Feng Zugui, sebab diri ia mampu tetap bertahan hingga kini tanpa menyisakan dendam apapun, serta dapat hidup rukun dengan saudara-saudaranya yang lain, yang berbeda ayah dan berbeda ibu. 

"Anda begitu hebat, Yang Mulia. Pelayan ini menyimpan malu kepada Anda."

Seharusnya tidak terlalu emosional perkiraan pada awalnya, tetapi suasana itu begitu mendung hingga tiadalah dapat menyangka bisa mendukung semilir kesedihan yang disertakannya. Sebelum semuanya menjadi kian mendung hawa, Pangeran Zu cepat-cepat membalik nuansa dengan melukiskan senyuman pada bibirnya untuk beralih topik pembicaraan ...

sebab ia tidak mungkin membahas perihal suhu yang sama hingga mereka tiba mendatang. Dia secara singkat menerbitkan senyum manisnya, menampilkan gigi-giginya yang pepat rapi dan putih. Dan bahkan gadis pelayan itu tiadalah mengerti faham, apa yang membuat tuan muda itu tertawa. 

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now