Tertangkap

217 24 5
                                    

"Kemampuan yang hebat, Putri" Sesosok lelaki tegap dan kelam tiba di hadapan Bai Zi Young dan Shuo Lin. Ia sambil bertepuk tangan di tengah hening hujan reda.

Bai Zi Young tak sempat untuk terkejut dan melarikan diri. Ia dan Shuo Lin menatap kedatangannya hanya dengan terpaku dan melotot.

"Langkah apa yang harus kita capai, Nona..?" Tanya Shuo Lin mengepal tangannya yang tanpa pedang.

"Cukup diam dan perhatikan." Jawab Bai Zi Young singkat.

"Elok sungguh rupamu, Tuan Putri. Bahkan bila tertutup berhelai kain pun tetap bisa terpancar jiwa berkilaumu. Jiwa seorang pemimpin, benar..?" Pria itu mulai berkata.

"Raga kami sudah terkunci kini, apa hendak tuanku berkata..?" Bai Zi Young dengan malas membuka cadarnya. Shuo Lin mengikutinya.

Sosok lelaki tak dikenal itu mendekati Bai Zi Young dan mengitarinya dengan terkagum-kagum.

"Sungguh sebuah karya seni.! Namun begitu disayangkan, tuanku inginkan nyawamu." Ucapan tanpa salah itu mendapat tatapan tajam Shuo Lin. "Lantas, hendakkah putri mengabulkan keinginan orang rendah sepertiku..?"

"Begitu ingin dirimu dipuji tuanmu hanya dengan nyawaku..? Berapa tael uang yang tuanmu janjikan itu..?" Pertanyaan Bai Zi Young mendapat senyum sinis dari pria di depannya, hingga tertawalah dia.

"Mengapa kamu penasaran akan hal material begitu..? Kamu tak perlu peduli jumlahnya, hanya serahkan nyawamu lalu kubisa hidup tenang." Dua tiga prajurit di belakangnya mulai mengeluarkan pedangnya.

"Langkahi dulu mayat gadis satu ini.!" Shuo Lin memberi tameng pada putri yang selalu dilindunginya.

"Kini apa yang kamu lakukan, Shuo Lin..? Menyingkir atau dirimu mati..?"

"Biarkanlah, aku tidak peduli, Putri. Selama kauaman, hidupku tenteram."

"Tidak, jangan pernah kaulakukan itu, Saudaraku. Aku hanya memilikimu di dunia ini. Takkan ada yang bisa kulakukan lagi di sini selain jalan kematian. Ayah, Ibu, dan kakakku meninggal. Kerajaanku hancur seketika di tangan manusia hitam. Aku harus mencari tahu kebenarannya, Shuo Lin.! Dan jalan itu ialah alam baka. Di sana aku bisa melihat semuanya. Benar, begitu kan, Tuan..?" Siasat Bai Zi Young mulai beraksi membuat pria kekar itu mulai bergetar ketakutan.

"Ahh, Anda benar, Putri," Shuo Lin menyahuti. "Dengan begitu, azab dari dewa, dan semacamnya akan segera menimpa manusia-manusia keji macam kalian." Bai Zi Young tersenyum bangga pada Shuo Lin yang cepat menangkap maksud pembicaraannya.

Dua tiga prajurit pun mulai melepas pedangnya ke tanah hanya untuk berjongkok menghadap Bai Zi Young. Mereka tak bisa bicara, hanya menangkupkan kedua tangan meminta ampunan.

Bibir pria kekar tak bercadar itu bergetar, ia takut. Tangan kokoh itu pun seakan tak larat menahan seonggok besi berlapis baja. Hatinya gentar.

"Haahh.!" Pria itu mengayunkan pedang ke sembarang arah.

"Putri.!" Tanpa sadar, Bai Zi Young merasa hawa panas menjalar di lengannya. Shuo Lin berhasil menyelamatkan nyawa Bai Zi Young selama sepersekian detik. Bila tidak, ia sudah dipastikan tewas.

Darah mengucur dari lengan kanan Bai Zi Young. Lengkap sudah siksaannya, anak panah di lengan kiri lalu goresan pedang di lengan kanannya. Bai Zi Young yang tersiksa pun hanya bisa menyengir getir.

"Anda tak apa, Putri..?" Shuo Lin meraba kainnya hanya untuk merobek seutas lalu dililitkannya pada lengan putrinya.

Sosok pria itu tak lagi gentar. Ia berjalan tegas menuju dua gadis di pandangannya. Sorot matanya berubah sangat tajam. Shuo Lin membalas tatapan tajamnya.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang