Mengentas Rindu (2)

76 14 0
                                    

Lu Yifei tidak banyak bertindak-tanduk, melainkan hanya diam berusaha untuk meredam semua emosi yang telah hampir membuncah pada permukaan daratan wajahnya. Kebenciannya kepada Feng Yuming kini bertambah setingkat lebih besar dari sebelumnya, usailah ketika pendengarannya didoktrin oleh pelafalan pergerakan lidah Pangeran Zu. 

Namun hanya berucapkan sayang, seketika muncullah sebuah persoalan yang mendarat pada pemikirannya. Berlakulah ia pada pengangkatan bibirnya hanya untuk menyerahkan sebuah suara.

"Akan tetapi, Yang Mulia. Bisakah Anda menerangkan pemikiran saya yang gulita ini dengan sebuah penjawaban? Hanya mengapakah, Anda yang banyak orang memiliki pandangan bila Anda bukanlah merupakan individu yang girang menggali perkara, 

tetapi rupanya Anda memiliki pengetahuan tentang informasi tersebut, dan yang mungkin informasi itu hanya sebuah karangan fiksi semata untuk menimbun cerita aslinya ... cuma saja, dan bahkan saya yang ialah warga asli Kerajaan Bai Selatan justru tidak mendapat ketahuan apapun? 

darimanakah Anda meraih berita yang mungkin cumalah pembodohan publik semata tersebut, Yang Mulia? Serta mengapa informasi itu tiada pula sampai pada pendengaran saya?" tanya Lu Yifei dengan sepanjang lebar busa dalam mulutnya.

Namun, siapa jua yang dapat menerka masa pada selanjutnya; menimang dalam pelupuk mata secara gamblang bila Pangeran Zu tidak ada tatapan mata memperhatikan pengucapannya. Pemuda itu berlaku pada pengerutan alisnya sembari melihat kemana arah entah ia tuju. Tak lamapun, ia bergerak pada penatapan ke arah A Fu.

Sungguh tengah apalah mereka berdua itu dengan melakukan pergerakan yang tiada dapat Lu Yifei terka.

"Yang Mulia, masih adakah Anda pada pemfokusan saya?"

"A! Ya? Saya masih. O! Tentang itu! Saya memiliki handai tolan di sini, dan secara kebetulan kami diberikan masa untuk bersua. Dan kala itulah mereka menyampaikan keluh kesah apa yang tengah mereka timpa olehpada seluruh masyarakat Kabupaten Bai. serta saya tiada pula dapat menjaring kehendak mereka untuk mengeluarkan gagasan ...

tetapi cuma untuk mendengarkan bahwa Kabupaten Bai memiliki penjagaan khusus yang tidak boleh adalah sebuah kabar sekecil apapun itu untuk sampai pada telinga wilayah tetangga. Mungkin sebab itulah kamu tidak mendapat kengertian, dan bila bukan sebab kawan saya ini, mungkin mana saya meraih berita itu dapat?"

Lu Yifei hanya bisa melakukan anggukan kepala, entah itu dia mendapat pencerahan atau cuma untuk menghentikan pembicaraan mereka berdua agar dirinya dapat mencerna setiap pemberitaan yang baru saja dia jejal banyak-banyak dari perkataan Pangeran Zu.

Masih dalam aktivitas melamun, dan siapa yang bisa menduga kejadian berikut pada keberlanjutannya? Bolehlah berkata itu mungkin jatuh pada sebuah kesialan sahaja, walau mungkin bisa saja bukan. Lu Yifei tiada berlaku sengaja telah menabrak seorang nona yang tengah menenteng barang belanjaannya yang penuh dan penuh.

Serta kini itu semua tiba pada berjatuh hambur-hamburan di tanah, tanpa sengaja pula sudah hancur dan berserak oleh injakan dan pijakan orang-orang di sana. Sekali lagi, dan untuk menyadari kesialan yang terjadi di siang bolong menimpanya, nona itu seketika meneriakkan ludah amarah kepada Lu Yifei.

"Ah, langitku!! Nona, apa yang telah Anda lakukan pada belanjaan saya?! Menampakkah Anda pada apa yang telah Anda perbuat?!" 

"Ya Tuhan. Mohon maafkan ketidaksengajaan saya, Nona. Saya tidak menyadari keberadaan Anda hingga terjadilah kecelakaan kecil ini."

"Apakah yang telah Anda katakan itu?! Maaf? Permisi, Nona. Apakah permintaan maaf Anda itu dapat mengembalikan barang belanjaan saya yang telah melebur dengan tanah dan kaki orang-orang?!" 

"Mohon tenang sebentar, Nona. Mohon berikanlah ampunan kepada pelayan saya ini. Saya akan mengganti semua belanjaan Anda dengan uang saya untuk menutup ketidaksengajaannya. Berapakah nominal yang Anda butuhkan? Apakah dengan dua puluh tael cukup?"

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now