Pandang

193 26 3
                                    

Masa sidang kedua bermula, Lu Yi Fei meminta Ying Rourou tuk melayaninya dengan berpegang dua pedang di genggamannya. Serta tubuh pria kuyu dengan seragam pengawalnya yang terduduk simpuh. Mereka menghadap Tuan Mu.

"Ying Rourou menghadap Tuan Mu." Serunya bersimpuh di pinggir Yi Fei.

"She Bu menghadap Tuan Mu."

"Benda apakah di kedua lenganmu..?" Tanya Mu Lian Shuang ingin tahu.

"Izinkan saya berlontar, Tuan. Ini adalah pedang yang berbentuk persis yang saya gunakan tuk menghunus Ketua Gu. Satu pedang itu ialah pembagian dari Nona Mu, dan satu di antaranya ialah pemberian Tuan untuk saya tetapi diserahkan terlambat oleh Pengawal She." Ucapan Yi Fei hendak disanggah oleh ocehan Mu Ling Qu, tapi segera ditariklah lengan Ling Qu oleh ibunya tuk diam saja. Ia menahannya cukup baik.

"Tuan mengamanatkan pedang tersebut kepada pengawal She sewaktu kapan, Tuan?" tanyanya.

"Hari pertama kau masuk kediamanku," jawab Tuan Mu.

"Lantas, mengapa pengawal She menyerahkan pada saya kemarin malam? Bila pedang ini diserahkan terlambat, maka otomatis pedang yang saya gunakan untuk menyayat Ketua Gu ialah pemberian Nona Mu ...

Sangat memungkinkan bagi Nona Mu memiliki alasan mengapa memilih pedang imitasi ini. yaitu, meraih terang bahwa Nona takut bila Ketua Gu akan terluka parah jika saya sungguh-sungguh menyerangnya dengan kejam, sehingga Nona menggantinya dengan pedang itu untuk menghindari kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. 

Maka, saya hendak bertanya kembali pada saksi di sisi. Amat bersikeras tuk membangkang, bukan berarti dapat selamat kemudian, bukan..?" Lu Yi Fei membuka kedua samurai dari sarung dan ditaruhnya di ubin. "Wahai gadis muda, pabila engkau nampak kejadian siang itu, dapatkah kauamati pedang mana yang kugunakan ketika melukai Ketua Gu?"

Pertanyaannya spontan buat budak tersebut berpikir cepat. Matanya bergentar seakan hendak menangis. Nyawanya dalam bahaya. Tiada sisi yang buatnya merasa aman. Budak itu lantas berpikir, bahwa pedang yang amat tajamlah yang mampu menggores tubuh kekar Ketua Gu. Dan matanya menemukan pedang yang tepat untuknya. Jemarinya bergetar mulai menunjuk.

"Ini.! Pedang tajam inilah yang menghunusnya.! Sungguh, mata pikiran ini tiada berdusta, Tuan."

"Salah! Meski sekilas terlihat mirip, tetapi ketajaman mata pedang keduanya sangat jauh berbeda. Dan pedang pemberian Nona Mu bukanlah mata pedang yang pipih dan runcing, melainkan mata pisau yang sedikit tumpul." Semua pasang mata terkejut tiada terduga. Apa yang tengah terjadi sesungguhnya..?

"Pedang ini memiliki mata pisau yang teramat sangat tajam dan mengilap. Satu goresan pun dapat menyayat hingga berdarah tiada henti. Sedangkan pedang yang lain memiliki mata pisau yang tak terlalu runcing, walau sama lancip, tapi dia butuh energi tuh membuatnya tergores persis seperti pedang pertama.

Lihatlah telunjuk saya.! Telunjuk ini tergores oleh pedang yang amat tajam hingga hanya menyentuh setitik pun dapat mengeluarkan darah. Sedangkan goresan yang berada di tubuh Ketua Gu ialah goresan pedang yang kurang tajam, sehingga goresannya tak terlalu selicin, sedalam, dan serapih goresan pedang yang amat tajam ini. Apabila Tuan masih belum percaya, Anda dapat memanggil tabib tuk memeriksa luka gores kami ...

Dan bukti yang ketiga—" Semua orang nampak menunggu kelanjutannya. "Pedang yang diberikan Tuan memiliki tanda 'Cap Menteri Mu' yang diukir, bukan..?" Ling Qu langsung melotot menyadari ucapan itu.

"Ya, benar. Aku yang mengamanatkan Pengawal She tuk memberinya padamu."

"Benar. Pedang pemberian Anda ialah pedang bermata pisau tajam ini. Lalu mengapa Pengawal She memberikan kepada saya baru semalam?" tanya Yi Fei menatap mata She Bu.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskOù les histoires vivent. Découvrez maintenant