Xia Jindan

43 11 0
                                    

Dua orang pemuda tampan dan gagah sedang asyik berlatih pedang di halaman kediaman rumah seorang Jenderal Perang kebanggaan Kerajaan Bai Selatan, Jenderal Peng. Sosok tersebutlah yang kemudian menggugah motivasi kedua pemuda itu untuk bisa menjadi sehebat dirinya.

Pemuda dengan hanfu berlapiskan kain sutra terbaik serta dijalin dengan benang warna emas itu merupakan tuan muda kedua Keluarga Jenderal Peng. Dia sangat akrab dengan seorang anak pelayan yang walau dilihat dari pakaiannya pun tertampak jelas perbedaan keduanya ...

melainkan dia tidak memandang itu sebagai penghalang persahabatan antara keduanya. Hanya mungkin karena usia mereka dan juga kehidupan mereka yang tumbuh bersama, membuat mereka lebih dekat dari saudara. 

Ketika mereka tengah menghela napas keistirahatan setelah latihan yang meletihkan itu, tiada yang tahu masa depan akanlah terjadi bagaimana, tetapi itu cukup membuat mereka terlonjak kaget mendapati kericuhan yang amat jelas di paviliun depan. Segeralah mereka menghampiri titik keributan.

Mereka bersembunyi dalam sebuah ruangan dan lalu menampak pasukan prajurit istana berjajar rapi mengepung kediaman mereka malam hari itu dengan obor. Semua orang berlarian ketakutan atas tindakan para prajurit itu yang tiada segan-segan melukai tubuh ringkih mereka.

Tak lama, datanglah Jenderal Peng beserta istri dan putra pertamanya yang dibimbing oleh prajurit itu dan membuat mereka terduduk simpuh, membuat Tuan Muda Kedua Peng hendak menghampiri mereka, tetapi untunglah dapat terujar, putra pelayan itu berhasil mencegah tindakan impulsifnya, dan menyuruhnya untuk tetap bersembunyi di sana.

"Lepaskan kami! Apa yang kalian lakukan?! Saya ini Jenderal Besar Bai Selatan! Kalian tidak takut kepala kalian akan hilang oleh pedang tajam saya?!" seru Jenderal Peng memberontak. 

Kepala prajurit itu pun menunjukkan sebuah plakat yang sangat dikenalnya dan melemparkannya tepat di depan Jenderal Peng. Tentu saja, Tuan Muda Kedua juga mengetahui plakat itu, membuatnya seketika mengepalkan tangan dan memepatkan rahangnya.

"Plakat siapa itu, Tuan Muda?" tanya putra pelayan itu.

"Plakat kekuasaan Raja Bai Qianyou!"

Barang pastilah, putra pelayan itu tidak bisa tidak terbelalak mendengar pernyataan itu. Apa sebablah kejadian itu bisa terjadi?

"Anda telah berkolusi dengan Raja Tang dengan memberikan informasi diam-diam mengenai Tuan Putri Sui. Apakah Anda sadar bahwa tindakan Anda ini merupakan sebuah pemberontakan karena telah melanggar perintah Yang Mulia Bai?! Yang Mulia mengamanatkan Anda untuk menjaga dan membawa Tuan Putri ke lokasi yang aman, tetapi Anda dibutakan oleh iming-imingan Raja Tang.

Bukan hanya mengkhianati Yang Mulia dengan mengejar Tuan Putri, tetapi juga Anda bahkan sampai menyelidiki keberadaan Tuan Putri yang saat itu berhasil lolos dari kejaran Anda, hingga kemudian Anda membunuhnya. Kesalahan Anda terlampau besar dan tidak termaafkan. Hari ini, di bawah komando Jenderal Sheng, saya diperintahkan Yang Mulia Bai untuk menghukum Anda, Jenderal Besar Peng."

Kepala Prajurit itu kemudian mengeluarkan pedang dari selongsongnya. Apa yang akan dia lakukan?! Pria itu sudah bersiap, dengan melambungkan pedangnya ke udara setinggi mungkin. Suasana yang kacau-balau, hiruk-pikuk, membuat Jenderal Peng lemah dan berserah.

"Tuan, apa yang Anda lakukan?! Kenapa diam saja?! Anda ingin menyerah begitu saja dan membiarkan kami semua mati?!" seru Nyonya Peng.

Dilanjutkan oleh sentakan Tuan Muda Pertama, "Ayah, sadarlah! Ini bukan waktunya ayah merenung! Kesejahteraan kediaman ini bergantung pada Ayah!"

Jenderal Peng hanya bisa melihat seisi kediamannya yang dipenuhi oleh teriakan orang-orang yang bekerja di sana. Sudah banyak dari mereka yang jatuh bergelimpangan dengan darah segar yang mengucur deras dari tubuhnya. Ia diam karena dirinya mengerti akan situasi itu. Dia benar-benar sudah menyerah, karena memang itu jalan satu-satunya yang bisa dia pilih.

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang