Dikejar

98 17 3
                                    

"Tuan, gawat.! Gawat.!" Seseorang berpakaian serba hitam berlari menemui tuannya tergesa-gesa. Setelah, ia bertatapan mata langsung dengan tuannya itu, ia mulai ragu untuk bicara.

"Ada apa..?" Tanya Feng Yu Ming pada bawahannya.

"Anu... Yang Mulia Raja telah—"

"Aku sudah tahu." Potong Yu Ming cepat. "Pernyataan pembebasan, pembersihan nama, dan peringanan hukuman, bukan..?" Tambahnya.

Pria itu mengangguk dengan gerakan kaku. "Be—benar, Pangeran eh Tuan." Ucapnya terbata-bata seakan dia tahu bahwa keterlambatannya mendapat informasi dapat menghilangkan nyawanya.

"Tak apa. Bangunlah. Sudah seharusnya anak rajalah yang musti tahu suatu kabar berita lebih dulu dari rakyatnya," ujarnya bijak.

Pangeran itu dapat berkata demikian hanya karena terdapat adik kesayangannya, Le Ming yang menemaninya di sisi. Bila tiada dia di sana, bisa saja Yu Ming telah menebas leher pria tadi dengan pedang andalannya. "Pergilah." Maka, pergilah dia.

"Kakak tak apa dengan keputusan ayahanda itu..?" Tanya Feng Le Ming.

"Apakah raut wajahku mengatakan aku baik-baik saja..? Aku kecewa. Namun, mau bagaimana lagi..? Keputusan raja ialah keputusan mutlak. Bila kulanggar, hilanglah harapanku yang sudah kubangun selama ini. Biarlah aku tak mendapatkan perempuan jalang itu. Seperti katamu malam itu, aku masih memiliki Tuan Xia yang bisa membuatku menduduki posisi putra mahkota dan menjadi raja selanjutnya." Jelasnya.

"Artinya... Kakak tak keberatan bila hari esok atau lusa tiba-tiba perempuan itu datang dan meledekmu karena kautak berhasil menangkapnya..?"

"Entahlah. Jika dia benar-benar memancing amarahku hingga terkoar, mungkin saja aku akan langsung memangsanya tanpa ragu. Namun, jika tidak... Aku bisa melepaskannya mungkin.??"

"Hahaha... Baru kali ini aku melihat kakak merasa tak berdaya hanya gara-gara titah ayah." Le Ming mengejek. "Andaikan aku menjadi kakak, aku mungkin akan melanggar perintah ayah dan menyikat gadis itu untuk dijadikan boneka berjalan kita."

"Iya, aku pun ingin begitu. Namun, aku tiada berdaya. Aku juga harus memikirkan posisiku agar dapat melampaui Jiu Dou. Pabila tidak, bisa-bisa aku didepak dari istana tanpa pikir panjang oleh ayah sendiri, karena Jiu Dou anak angkat kesayangannya," ucapnya memasang raut wajah memelas. 

Adiknya mendekat dan menepuk-nepuk punggungnya seolah bahwa lelaki di sampingnya itu adalah orang terlemah yang ada di seantero dunia.

***

Zi Young kembali berangkat menuju pasar. Sudah seperti kebiasaan, dia bekerja untuk menyambung rezeki hidupnya agar tetap mampu berjalan.

Semenjak dia hidup mengasing, tiada pangan yang masuk apalagi uang selain yang disumbangkan Gu Ren untuknya. Dia harusnya bersyukur telah mengenal Gu Ren sebagai teman sepermainannya.

Kini, dia tak hendak lagi meminta jatah bulanan yang diberikan pemuda itu. Maka, dia berlari mencari usaha. Pekerjaan yang dia ampu ialah sebagai kuli senjata. Keahliannya mendengar bunyi senjata tak bisa diremehkan, tetapi dia hendak tahu seberapa mampu dia menempa senjata yang selalu didengarnya dahulu kala. 

Orang lain yang mendengar itu pasti akan meragukannya, termasuk kalian, bukan..? Ya, begitulah awal pandangan pemilik pabrik senjata itu memandang Zi Young sebagai perempuan. Namun sungguh tiada disangka, dia memang berbakat sejak lahir. Dia mampu menempa besi-besi itu dalam sekali contoh. 

"Langka.! Ini sungguh benar-benar langka.!" Seru tuan pemilik pabrik. "Nona, kemampuanmu luar biasa.! Bila terus seperti ini, pabrikku yang lusuh ini akan naik daun dan menjadi pabrik tersohor se-Ibukota. Tentu saja aku tak lupa untuk menaikkan gajimu. Hahaha..." Tawanya menggelegar bagai guntur di siang bolong. "Lanjutkan kerjamu, Nona. Aku menunggu hasil terbaikmu hari ini."

Bai Zi Young a.k.a Behind the Dark MaskWhere stories live. Discover now