BAB 31

1.4K 186 48
                                    

Darah membuak-buak membasahi sehingga mengalir ke dagu. Nafas yang dihirup semakin sukar dihirup.

Si gadis berkerut menahan kesakitan didada.

" Hyesun! Bertahan! " Teriak Raja Yoshi, usai pertabalan. Dia memangku kepala isterinya lantas tangisan membasahi pipi.

Isterinya tidak bersalah.

" Tuanku! " Beberapa pengawal bergerak pantas mencari si pelaku.

Pelaku yang bersalah memanah tombak tepat ke dada Permaisuri usai majlis pertabalan. Permaisuri Hyesun rebah.

" TANGKAP PELAKU DURJANA ITU! HADAP KEPADA BETA SEKARANG! " teriak Yoshi, kuat. Dia mengeluh kuat lantas memandang Hyesun yang semakin kesukaran mahu bernafas.

" Sayang, bertahan. Tabib akan tiba sebentar lagi, jangan tinggalkan beta, ini arahan beta, Permaisuri! " Bisik Raja Yoshi. Permaisuri Hyesun tersenyum manis.

Tangannya menggigil naik, menyentuh lembut pipi sang kekasih.

" Beta sayang tuanku. "

" Beta juga sayangkan Permaisuri. Bertahan, Hyesun. Beta mohon. "

" Nanti di kehidupan lain, beta mohon tuanku tunggu beta ya? Tunggu beta kembali, dalam pelukan tuanku kembai.... Uhukkk... " Lantas cecair merah mulai membasahi dagunya kembali. Yoshi menangis teresak, lantas berteriak agar tabib melakukan kerjanya dengan cepat.

Sungguh dia tidak boleh kehilangan Permaisurinya disaat dia sudah mulai mencintai.

Hyesun memandang Yoshi yang mulai teresak. Lantas tangannya menyentuh tangan Yoshi.

" Hyesun sayang Yoshi... "

BRAKKK!!

" Tuanku, maaf, tapi Permaisuri sudah mangkat. "

Yoshi kelu. Bergetar bibirnya memandang Hyesun yang sudah menutup mata. Kepalanya lantas menggeleng, cuba memegang wajah si isteri.

" Permaisuri? "

" Permaisuri, bukalah matamu. Ini sungguh tidak kelakar. "

" Permaisuri, ini arahan beta. Buka matamu atau hukuman pancung! "

" Permaisuri... " Rintih Yoshi, sayu. Dia menunduk, bersama juraian air mata yang kini mulai tumpah ke lantai.

Permaisurinya...

Hyesunnya...

" Rehatlah sayang. Akan beta temui kamu di kehidupan seterusnya. Hyesun tunggu Yoshi ya? "

Yoshi mengangkat selimut lantas menutup tubuh Hyesun.

Yoshi janji Yoshi akan cari Hyesun.

" Tuanku! Ini dia si pelaku! " Lantas satu tubuh dihadapkan kehadapan Yoshi. Berselubung dan menunduk takut.

Yoshi mengetap bibir. Nafas dihela kuat.

" Siapakah gerangan tuan hamba? "

Lantas si pelaku mengangkat wajah, memandang Raja Yoshi dengan tajam dengan senyuman sinis dibibir.

" Patik Puteri Bona, puteri kerajaan seberang. Jangan berani menjatuhkan hubungan pada patik jika tidak mahu kerajaan patik menyerang kerajaan tuanku. "

Puteri Bona.

Yoshi tertawa sinis. Dia menepuk tangannya, mundar mandir dihadapan Bona dengan senyuman penuh dendam.

" Oh begitu? Lalu bagaimana dengan tindakan Puteri Bona yang berani membunuh Permaisuri beta? Menyerangnya dengan tombak sehingga kematian menjemput Permaisuri beta? Bagaimanakah dengan kesalahan membunuh cinta hati Beta? "

Bisu / Yoshi ✓Where stories live. Discover now