5

36.9K 3.1K 116
                                    












Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Slap!

Sepasang mata bulat terbuka lebar,raut wajahnya terlihat kaget
" Gue dimana anjir!"

Tangan putih kurus nampak meraba-raba dada kiri tempat jantungnya berada, rautnya semakin bingung setelah merasakan detak jantungnya.

" Bukannya gue udah mati,apa gue udah sampai di surga? Tapi masa surga bentukannya jelek gini,eh! emang modelan gue bisa masuk surga? Biasanya aja bikin anak orang koid....kok gue jadi cerewet gini yak!"ujar seorang pemuda kurus berwajah imut.

Tanpa sadar ekor matanya menatap tumpukan buku di meja samping tempat tidur,netranya berhenti pada tulisan di salah satu sampul buku

' Allen Arcello '

Buru-buru ia melompat dari tempat tidur menuju cermin

" Weh! Ini wajah siapa anju?!! Apa jangan-jangan gue transmisi? eh! Transformasi? Ish apa sih! ah pokoknya gitu deh, readers pasti tau! Tapi kayaknya gue pernah denger Allen-Allen itu,siapa yak?"

Pemuda itu termangu, sedetik kemudian matanya membola.

" ANJIR! INIKAN SI ANTAGONIS DI NOVEL ITU!! ANJING BABI EMANG, huhu Bryan~ Abang mu kena karma hiks kenapa pula gue masuk ni tubuh sih!,mana ini bocah takdirnya sial banget lagi!"

Alger yang bertransmigrasi ke tubuh Allen kini merata keadaan, entah ini keberuntungan atau kesialan untuknya.

Setelah selesai meratap, disinilah Alger atau bisa kita panggil Allen sekarang tengah berdiri di depan cermin

Ia memandangi wajah dengan pipi tembam,bola mata hitam dan hidung yang mungil menambah kesan manis Allen, namun Allen yang berjiwa Alger nampak berdecak kesal

" Ck! Setidaknya kalau transmigrasi tuh dapat tubuh berotot, gapapa kalau cuma figuran! Gak kayak punya si bocah sial ini"

Allen mengangkat lengan kurusnya, tidak ada lagi lengan penuh otot miliknya dulu ,wajah datarnya nampak muram.

" Nih tubuh apa kerangka laboratorium sih?! Udah kurus! Pendek lagi, huhu~ jadi kangen tubuh lama gue"

Allen kembali termangu, semenjak memasuki raga Allen,ia jadi sedikit ekspresif

" Ngomong-ngomong gimana kabar Bryan sama yang lain? Mereka masih mewek gak ya?, ah..tapi gak mungkin deh, secara mereka bilang gue nyebelin, pasti mereka lagi pesta pora karena gak ada gue kan? Gak ada akhlaq emang! bukannya tahlilan malah ngadain tasyakuran!"

Allen kembali terdiam menatap langit kamar, keheningan menyeruak membuatnya tak nyaman.

' terlalu terbiasa dengan keramaian membuatku lupa rasanya kesendirian'

"Apapun selama mereka seneng dan bisa lupain ketidakhadiran gue lagi" monolog Allen

" Oh ya! Ini udah masuk bab berapa ya?" Allen mengedarkan pandangannya ke sekitar.

" Ini pasti kosnya Allen, kalau dilihat-lihat kayaknya udah cukup lama dia disini,jadi masih bab awal, syukur deh jadi gue bisa perbaiki nasib gagaknya si Allen"

Raut datar Allen nampak berseri, dengan semangat ia kembali ketempat tidurnya

" Karena ini hari Minggu jadi mending tidur aja!"

Mata bulat Allen dengan cepat terpejam dan hanya terdengar dengkuran halus di ruangan tsb.

Ditempat lain....

Alger or Allen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang