31

16.3K 1.9K 22
                                    























Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Allen baru saja keluar dari pintu samping mall, netranya tiba-tiba tertuju pada sebuah restoran seafood tak jauh dari mall

'wahh! Akhirnya gue nemu seafood lagi, nggak sia-sia gue nyasar cari jalan keluar, um.. kesana bentar ah! Kalo nunggu orang lagi kasmaran pasti lama!'

Ia melangkah hati-hati agar tidak ketahuan bodyguard keluarganya, kalo ketahuan huh! Pasti dibawa balik nunggu si bapak yang lagi mesra-mesraan

Allen berhasil menyelinap, ia menengok kanan kiri sebelum membuka pintu restoran, namun tanpa diduga ia menabrak seorang wanita yang kebetulan membuka pintu

"Aduh! Sakit anjir!"

Allen tersungkur membuat dessert di kotak berhamburan keluar bahkan krimnya menempel di gaun yang dipakai wanita itu

"Dasar bocah nakal! Lihat apa yang kamu lakukan pada gaunku! Aish! Sial sekali aku hari ini! Pertama klien ku menolak rancangan yang sudah ku buat berhari-hari ! Sekarang ada bocah gelandangan yang mengotori gaun ku! Hah! Menyebalkan sekali!"

Si wanita terus mengumpati Allen yang hanya diam melihat makanannya yang terbuang sia-sia

'makanan gratis gue...anjing tuh orang! Ganteng gini dikira gelandangan! Situ buta keknya!'

Ia hanya bisa menekan amarahnya, bagaimanapun dia yang salah karena tidak lihat-lihat tadi, kalo kata Bryan mah

'jadi orang harus tau diri'

Allen bangkit dan menepuk pakaiannya yang berdebu, ia sedikit menundukkan kepala

"Maaf Tan"

Bukannya memaafkan si wanita malah memelototi Allen dengan ekspresi marah

"Maaf?! Kamu pikir minta maaf bisa membuat gaunku kembali bersih seperti tadi?! Kamu tidak tahu kan seberapa mahalnya gaun ini! Aku memesannya khusus dari desainer Sylvia!"

"Gue bisa ganti rugi"

Nada suara Allen merendah, untuk orang seperti didepannya tidak perlu bersikap sopan lagi!

"Huh! Kalau begitu beri aku satu milyar"

'bener-bener dah sarap nih orang, dah tau gue kek bocah gini malah dipalakin, apa orang-orang dinovel itu nggak ada akhlak semua?!'

Si wanita mengangkat dagu angkuh, sorot matanya menatap Allen dengan pandangan merendahkan

Allen menyeringai, desainer Sylvia huh! Bagaimana mungkin maminya yang membuat gaun sejelek ini

"Heh! Lo pikir gue goblok hah! Tuh baju harganya cuma puluhan juta! Bahkan 50 juta aja nggak ada! Kalo mau nipu tuh mikir dulu Tan!"

"Dasar bocah sialan! Jika kau tidak tahu harga gaunku jangan berbohong seperti itu! Kau merusak citraku!"

Wajah si wanita merah padam karena marah

Allen menggelengkan kepala tak berdaya

"Lo bisa bohongin orang lain, tapi Lo nggak bisa bohongin gue! Kembarannya Albert Einstein kok dilawan!"

"Kau! Kau!..bocah sialan tak berguna! Kau cuma anak kecil, tau apa kau tentang dunia orang dewasa hah! Ku pikir kau tidak mampu menggantinya kan?! Benar-benar! Anak sepertimu memang harus diberi pelajaran!"

Wanita itu melayangkan tangannya hendak menampar Allen, namun sebelum telapak tangan itu menyentuh Allen seseorang menghentikannya terlebih dahulu

"Anda tidak apa-apa tuan muda?"

Allen mengalihkan pandangan pada pria yang menolongnya, oh! Dia pasti asisten Daddy nya

"Makasih Om Max"

"Sudah tugas saya untuk melindungi anda tuan muda" ucap Max


Tadinya Max dan anak Ritter lainnya tengah berjaga disekitar mall, lalu mereka mendapatkan telepon dari Derick yang menanyakan keadaan Allen

Ia yang bingung sekaligus takut lantas memberi tahu Derick kalau ia tidak melihat Allen keluar dari pintu depan mall

Ditengah kebingungannya, keributan yang terjadi di depan restoran seafood menyita perhatiannya, ia melihat lebih dekat dan mendapati tuan kecilnya tengah ditindas

Ia buru-buru menghubungi Derick lantas membawa anak Ritter menghampiri Allen




"Siapa kamu?! Beraninya ikut campur dengan urusanku!"

Wanita itu berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Max, tapi tangan Max bagaikan besi yang sulit dibengkokkan

"Kalian bawa wanita ini ke markas, tahan dulu sampai Tuan Derick memberi perintah!"

Beberapa anak Ritter segera membawa wanita yang nampak memberontak dibawa pergi

"Lepas! Lepaskan aku sialan! Apa kau tahu siapa aku hah! Aku Cherryl Barrison! Beraninya kalian memperlakukan ku seperti ini, kalian akan mendapatkan balasannya nanti! Terutama bocah busuk itu!"

Suara Cherryl semakin lirih seiring mobil yang membawanya pergi menjauh

Tap tap tap

Derick dan Elena berlari tergopoh-gopoh menghampiri Allen

"Baby! Baby tidak apa-apa kan? Tidak terluka kan?"

Ekspresi marah tercetak di wajah Elena, bagaimana mungkin dia tidak marah ketika mendengar orang lain mengumpat dan membentak bayi kecil yang sangat ia sayangi, bahkan semua orang di keluarga Skylen pun sangat menjaga perasaan si kecil

Dan orang lain dengan mudahnya menyakiti hati bayi kecilnya, sebagai seorang ibu bagaimana dia bisa menerimanya!

Allen menggeleng, wajahnya menampilkan ekspresi lelah sementara pandangannya terus mengarah pada dessert yang berhamburan di lantai

"Baby mau dessert lagi?"

Elena berjongkok didepan Allen, ekspresi marahnya terganti dengan raut khawatir dan sendu

Allen menggeleng lagi

"Mau pulang"

'hari ini sial banget! Ini semua gara-gara si Mak Lampir, udah dessert nya kebuang, tenggorokan gue sakit lagi!'

"Max jalankan mobil ke mansion"

"Baik Tuan"

Derick menggendong Allen ala koala dan membawanya masuk ke dalam mobil diikuti Elena disampingnya

"Maaf baby...kami membiarkan orang lain menggertak mu"

Derick dengan lembut mengelus rambut hitam Allen

"No...adek udah biasa"

Mendengar itu Derick menggerakkan giginya marah, disampingnya Elena terisak tanpa suara

'hal mengerikan apa yang bisa membuat seseorang terbiasa dengannya!!!'




















Jangan lupa vote dan komen

Alger or Allen Where stories live. Discover now