8

31.2K 2.8K 93
                                    




Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Matahari menyingsing,binar terang menembus dari balik gorden menampakkan 2 pemuda yang tengah tertidur, keduanya saling memeluk erat.

Jacob terbangun, ia menatap remaja dipeluknya yang tak lain adalah Allen

Wajahnya sangat menggemaskan dan terlihat polos saat tertidur

Ia terkekeh pelan sembari mengecup pipi gembul Allen

Drrtt

Jacob mengambil ponsel yang bergetar disampingnya, terlihat sebuah pesan masuk, matanya sedikit menyipit tatkala sinar matahari melewati netranya

' kenapa udah pagi aja sih'

Raut wajahnya terlihat kesal, tanpa sengaja ia mendapati sebuah liontin kalung yang menjuntai di leher Allen

Bukankah benda ini milik keluargaku, kenapa bocah ini memilikinya?,siapa dia sebenarnya? apa jangan-jangan...tidak mungkin!'

Kerutan terlintas didahi Jacob, matanya menampilkan binar kesedihan dan harapan

' aku harus menyelidikinya! Meskipun aku yakin itu adalah dia tapi aturan adalah aturan'

Jacob lantas mengetik sebuah nomor di ponselnya

"Cari data tentang bocah bernama Allen,dia tinggal di xxx, aku ingin semua data sekecil apapun itu!"

Jacob dengan hati-hati mengamati sekitarnya. Ah! Dia melihat sebuah sisir diatas meja samping tempat tidur

Tangannya terulur berusaha menjangkau sisir rambut tanpa membangunkan remaja mungil di pelukannya

' hanya ini yang bisa kulakukan, sisanya serahkan saja pada para triplek dirumah'

Jacob mengambil helai rambut disisir, membungkusnya dengan sapu tangan

' oh untuk jaga-jaga hehe..'

Jacob menyeringai sembari mencabut sehelai rambut di kepala Allen dan membungkusnya pada sapu tangan yang berbeda

" Eunghh...."

Allen melenguh pelan, ia menduselkan kepalanya kedada bidang Jacob

' uh.. nyaman banget, jadi malas bangun gue'

Namun tak lama ia menyadari sumber kenyamanan itu

' sial! Gimana gue bisa lupa sama nih orang, anjir malu banget...mau ditaruh dimana nih muka gue...gimana bisa gue gak sadar! Sebagai mantan ketua gangster ini udah malu-maluin anjing!'

Allen semakin enggan membuka matanya setelah mendengar kekehan Jacob

" Bangun baby"

Suara serak Jacob membuat Allen merinding, namun ia memilih bangun dan menatap tajam Jacob

' babi-babi! Dikira gue anakan babi! Kurang ajar nih orang, gue Allen not pig you know!'

" Baby... what's wrong?"

Jacob bingung kenapa Allen malah memelototinya? Perasaan dia gak berbuat aneh-aneh kan?

Mendengar pertanyaan Jacob membuat Allen bertambah kesal

' nih orang budeg apa gimana sih! Dibilang gue Allen bukan babi, dasar gak peka!'

" Ada apa baby?"

Allen cemberut tanpa sadar mengerucutkan bibir mungilnya

"Babi!"

Mendengar itu Jacob tidak bisa menahan tawanya,ia akhirnya mengerti apa yang membuat Allen kesal

" Baby bukan babi"

Tanpa ba-bi-bu Allen melancarkan pukulan ke dada bidang Jacob

' huh! Rasain nih! Gue gak suka ya dipanggil gitu, baby babi terserah! I'am Alger......or Allen'

" Akh! Aduh! Maaf baby...udah-udah berhenti"

Jacob menahan tangan mungil Allen

" Abang harus pulang, baik-baik disini ya" ucap Jacob

Allen menatap Jacob bertanya-tanya

' kapan gue jadi adek Lo bang................. Maaf nih yee gue masih pengen hidup lebih lama, gue juga gak kepengen ketemu sama keluarga iblis lo'

" Kamu adik Abang sekarang tanpa atau dengan persetujuan mu, dan juga jangan gunakan bahasa gaul mu itu didepan Abang! Abang gak suka" tegas Jacob seakan paham raut wajah Allen

Allen mengangguk-angguk pelan, tidak ada gunanya juga melawan

' alurnya agak melenceng mungkin karena gue datang, tapi yang penting bukan itu! Bentar lagi gue pasti ketemu sama keluarga iblis yang sialnya itu keluarga kandung si curut...ck gue kudu gimana ini'

" Bawahan Abang udah datang, Abang pulang dulu...oh ya mereka bawa makanan jangan lupa dimakan"

Setelah mengucapkan itu Jacob beranjak dari tempat tidur sembari mengecup pipi Allen yang dibalas pelototan oleh si empu

" Jangan cium-cium!"

Jacob terkekeh

" Gemes banget adek Abang"

Jacob berlari keluar dari kos-kosan setelah melihat Allen yang hendak melempar buku dimeja

" Nyebelin banget tuh orang!"

Allen ikut beranjak keluar kamar , ia mendapati pintu kos terbuka, dimeja ruang tamu terdapat banyak bingkisan juga sebuah kunci

Seketika wajah Allen memerah marah

" ANJIR! JADI DARI SEMALAM TUH ORANG YANG PEGANG KUNCI GUE, EMANG AKHLAKNESS TUH ORANG YA! SEBENERNYA SIAPA SIH TUAN RUMAHNYA!!"





Tak ingin terlarut emosi, Allen pergi mandi lalu menghabiskan sarapan yang dibawakan oleh anak buah Jacob

' lumayanlah gratis....'

Setelan menghabiskan sarapan, Allen berangkat ke kafe tempatnya bekerja

Ia berjalan kaki.. tentu saja! Karena ia harus berhemat, ditambah usianya yang baru menginjak 12 tahun tidak memungkinkannya untuk mengendarai motor.

Tinggi badan Allen hanya 140 cm cukup tinggi untuk anak-anak seumurannya

Tapi tidak dengan Allen yang berjiwa Alger, tinggi Alger dulu 190 cm, jadi tinggi Allen sekarang seperti kurcaci dimatanya

" Allen"

Allen menengok kearah pria yang memanggilnya, ia ingat pria ini adalah Deon manager kafe tempatnya bekerja

" Kak Deon"

Allen balik menyapa singkat dan Deon memaklumi karena sifat Allen dari dulu memang pendiam dan acuh pada sekitar

" Lo udah sembuh kan? Maaf gak sempet jenguk, taukan kalau weekend kafe pasti rame"

Ah... Allen ingat kalau kemarin ia ' bersantai' dirumah. Ia lantas mengangguk

" Gapapa" ucapnya dengan wajah tanpa ekspresi namun terlihat polos Dimata orang lain.

Deon menggigit pipi dalamnya

' IMUT BANGET ANJING!' teriaknya dalam hati

Padahal tidak ada yang berubah dari sifat Allen tapi kenapa sekarang bocah itu terlihat lebih ' MANIS '

" Ekhem..ya udah yuk masuk"

Deon berdehem menetralkan detak jantungnya, ia berjalan masuk diikuti Allen dibelakangnya.






Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang