17

26.8K 2.8K 28
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Allen mengerjapkan matanya, ia duduk mendapati ruangan yang tampak asing

Ceklek

" Udah bangun?"

Saka berjalan mendekati Allen yang menoleh kearahnya

' sarap nih bocah, udah tau mata gue dah melek lebar kek gini masih ditanya juga!' Allen mendengus namun tak ayal ia mengangguk

" Mandi, kamar mandinya disana"

Saka menunjuk pintu kamar mandi sembari menyerahkan pakaian ditangannya

Allen buru-buru masuk ke kamar mandi setelah mengambil pakaian ditangan Saka, sementara Saka memilih menunggu sembari bermain ponsel

Tak lama Allen keluar dengan celana jeans pendek selutut dan sweater oversize berwarna coklat susu

Saka menatap Allen dengan wajah cengo, tubuh Allen seakan tenggelam oleh sweater miliknya

' so cute!!!' teriak Saka dalam hati

" Uhuk! Ayo turun" Saka terbatuk palsu, ia menggandeng tangan Allen erat, kecil, mungil dan lembut ah... sangat pas dalam genggamannya, rasanya ia seperti mempunyai adik, eh! Allen memang adiknya bukan?

Ting

Pintu lift terbuka, kedua remaja itu berjalan menuju ruang makan yang sudah diisi orang tua Saka dan kedua kakaknya

Tatapan mereka tertuju pada Allen. Alice, kakak perempuan Saka menggigit bibirnya gemas, tangannya sudah gatal untuk mencubit pipi tembam itu, tapi ia harus tahan jika tidak Allen akan marah dan mendiaminya

' it's bad dream!'

" Ayo sayang duduk disini" Selvi bunda Saka menarik Allen untuk duduk disampingnya

Saka mendengus, bundanya selalu antusias kalau ada Allen, sampai-sampai melupakan anaknya sendiri, namun jujur ia senang jika Allen bisa merasakan kasih sayang meski bukan dari keluarga Allen sendiri

Allen duduk disamping Selvi, ia menatap makanan didepannya antusias

' woahh banyak banget!'

Ethan, ayah Saka terkekeh melihat mata berbinar Allen

' like a baby'

" Allen mau apa sayang? Biar bunda ambilin"

Pandangan Allen jatuh pada sepiring udang asam manis

" Seafood!!"

Pekikan kecilnya membuat Saka dan keluarganya memasang wajah cengo, sedetik kemudian mereka tersadar

" Kyaaa!!!! Allen why you so cute!!" Alice berteriak heboh

Theo menyumbat hidungnya yang mimisan dengan tisu, Saka dan Ethan memiliki senyum lebar di wajah mereka

Selvi dengan senang hati mengambil beberapa udang ke piring Allen

" Um... makasih" cicit Allen

Ia benar-benar malu, bagaimana bisa dia kelepasan hanya karena melihat seafood, rasanya ia ingin mengubur kepalanya setelah melihat tatapan Saka dan keluarganya yang ingin memakannya hidup-hidup

' malu-maluin Lo! Kebiasaan gak bisa nahan diri kalau ada seafood!'

Allen hendak memegang sendok dan garpu tapi dua benda itu dengan cepat beralih ke tangan Selvi, Allen menatap Selvi bingung

" Bunda suapin ya"

Allen bisa melihat binar harapan dimata Selvi, namun kali ini ia menggeleng tegas

' ini bukan milik gue! Gue gak pantes ngerasain apa yang harus jadi milik orang lain!'

Alger...or Allen memiliki prinsip hidup sendiri, yang bukan miliknya tak pantas ia dapatkan kecuali ada alasan kuat untuk menerimanya, ia cukup tau diri.

Selvi sedikit murung melihat respon penolakan Allen, tapi ia mencoba mengerti keadaan Allen

Ia akhirnya menyerahkan sendok dan garpu pada Allen

" Kalau gitu makan yang banyak ya" tangannya mengelus kepala Allen lembut

" Um" Allen mulai memasukkan makanan ke mulutnya, mengabaikan tatapan orang-orang disekitarnya

' shit! Tahan Lice! Lo harus bisa bertahan, jangan sampe Lo kelepasan nanti si bayik bisa nangis!'

Kedua tangan Alice saling mencengkeram erat, ia berusaha menahan diri untuk tidak menarik pipi Allen yang menggembung karena makanan

' arrgghh! Kenapa dia jadi imut  banget sih! Hiks hayati gak sanggup'

Darah yang tadinya berhenti kembali mengalir dari hidung Theo, namun si empu tidak menyadarinya, ia masih menatap Allen yang sibuk dengan makanannya

' gak bisa! Ini terlalu imut!!'

Saka menggigit bibirnya gemas, rasanya ia ingin mengurung Allen untuk dirinya sendiri, seringai terbentuk dibibir Saka

' gimana bisa ada makhluk seimut ini dimuka bumi!!' Ethan yang hendak memasukkan makanan mendadak menghentikan gerakannya

' ah..andai saja dia putraku...' Selvi masih mengelus surai hitam Allen yang terasa lembut di telapak tangannya

' seafood emang yang terbaik!'


Tak

Allen meletakkan sendok, ia mendongak menyadari tatapan aneh dari Saka dan keluarganya

' mereka kenapa dah? Jangan-jangan mereka terpesona sama kegantengan gue'

Allen mengernyitkan dahi saat melihat Theo yang mimisan

" Bang yo..darah" Allen menunjuk baju Theo yang kini diwarnai merah darah

" Astaga! Maaf-maaf!" Theo buru-buru beranjak keluar dari ruang makan

Allen cengo sendiri melihat tingkah Theo, ia mengalihkan pandangan pada 4 orang yang tersisa

Oke! Sekarang ia merasa tidak nyaman melihat tatapan membara mereka, Allen menengok kesamping

Selvi menatapnya dengan tatapan lembut membuatnya mau tak mau bergidik ngeri

' ini Tante-tante bukan pedofil kan?'

Didepannya, Alice tampak menggigit bibir dengan tangan saling mencengkeram

' mbaknya waras kah? Kok kek ODGJ'

Diujung meja, Ethan tampak melamun, ia bahkan lupa dengan sendok yang terhenti di udara

Disamping Allen yang lain, Saka dengan senyum psikopatnya juga tampak melamun

Allen menghela nafas pasrah

' fiks! Gak ada yang waras disini! Harusnya gue minta pulang ke kost aja tadi!'











Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now