22

24.9K 2.6K 49
                                    











Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Baru keluar dari ruangan kepala sekolah, tubuh Allen sudah diputar-putar oleh ketiga sahabatnya

" Stop!" Ujar Allen, dia pusing kalau diputar-putar begini

" Lo..Lo gak diapa-apain kan di dalem? Gak ada yang luka kan?" Tanya Kavi beruntun

" Satu-satu dong kalau nanya! Allen bisa pusing kalo Lo tanyanya kek gitu!"

Zero menjitak dahi Kavi, membuat si empu mengaduh

" Ya biasa dong anjir! Gak usah jitak-jitak segala! Sakit tau"

" Ya..Lo rempong banget, kek emak-emak komplek gue!"

Kavi balik menjitak dahi Zero

"bangsat!"

" Lo gapapa?"

Saka menghiraukan kedua temannya, fokusnya sekarang adalah Allen

" Gapapa"

" Dihukum apa?"

Allen menggeleng " disuruh balik"

Ketiga sahabat Allen mengernyitkan dahi heran, tadi mereka mendengar suara orang berteriak marah karena masalah kemarin, tapi Allen tidak dihukum, bukankah itu aneh?

Namun mereka memutuskan untuk diam sementara

" Yaudah yuk balik"

Ketiga sahabat itu bersiap kembali, namun terhenti karena Allen menarik ujung seragam Saka

" Kenapa?" Saka melembutkan suara dan tatapannya

" Gendong... ngantuk" ucap Allen

Ia tak bohong, perdebatan tadi benar-benar menguras tenaganya, ditambah suara yang terus dikeluarkan untuk berdebat

' inilah kenapa gue gak suka banyak ngomong, nguras tenaga banget anjir!'

Ketiga sahabat Allen saling melempar pandangan, tak biasanya Allen bersikap manja seperti ini, biasanya dia akan melakukan semuanya sendiri

Tak suka disentuh ataupun kontak fisik lain, tapi bagaimanapun juga mereka suka dengan sikap Allen yang manja begini, membuat kadar keimutannya semakin bertambah berkali-kali lipat

' hiks kenapa dia imut banget, pengen gue simpen dirumah aja!'

' kayaknya gue harus sembunyiin nih bayik, bisa gawat kalo orang lain liat dia kek gini!'

Segera Saka berjongkok membiarkan Allen naik ke punggungnya, Allen mengalungkan tangannya ke leher Saka sembari menaruh kepalanya dipundak Saka

' sekali-kali gapapa, selagi ada babu manfaatin aja, kalau gak bisa mubazir' pikirannya, ia memilih memejamkan mata

Diperjalanan tak sedikit siswa-siswi yang berteriak kegirangan setelah melihat wajah polos Allen yang tertidur, bibirnya mengepout lucu membuat para siswa ingin menculik bocah imut itu

Namun mereka langsung dihadapkan tiga pasang mata yang menatap mereka tajam

' mau nyulik bayik gue? Hehe.. coba aja kalau bisa..'

' tuh orang pada gak sayang mata ya, berani-beraninya liatin si bayik! Cari mati?!'

' berisik!'

Alger or Allen Where stories live. Discover now