66

4.4K 501 20
                                    



























Di kampus Ren berjalan berdampingan dengan Devon, Lio dan Alex, sepanjang koridor banyak pasang mata yang menatap mereka dengan kagum

Meskipun Ren adalah seorang asisten, ia mendapat hak pendidikan seperti para Ritter muda lainnya

"Aku sudah memikirkan ini berkali-kali, tapi tetap saja ku rasa menjadi mahasiswa sangat melelahkan" celetuk Lio

"Bukannya kamu bilang bernafas juga melelahkan? kalau begitu kenapa tidak menembak kepala mu saja?" sahut Alex

"Sialan kau!"

Lio meninju pelan lengan sepupunya yang tengah terkikik geli melihat wajah kesalnya

Sementara Ren dan Devon hanya bisa menggelengkan kepala menonton tingkah absurd mereka

Tiba-tiba seorang gadis berjalan terburu-buru dan tidak menyadari Ren yang berjalan di depannya

Ia terhuyung ke belakang dan hampir jatuh, beruntung Ren menangkapnya tepat waktu

"Maaf! Aku tidak sengaja, sungguh!"

Gadis itu buru-buru meminta maaf dan mendongak hingga wajahnya bersitatap dengan Ren

Matanya membola

"Ka..kau! pencuri madu!"

Ren juga terkejut melihat wajah yang tampak familier, ia berpikir sebentar sebelum menaikkan sudut mulutnya

"Oh halo nona madu"

Gadis itu tidak lain adalah gadis yang sempat berebut setoples madu dengannya satu bulan lalu saat ia mengantar Lexy berbelanja

"Hei Ren, kamu kamu kenal gadis ini? Apa dia pacarmu?" tanya Alex beruntun

Mendengar itu, wajah si gadis berubah merah padam, bahunya naik turun dan tangannya mengepal

"Jangan asal bicara! Dia bukan pacarku dan tidak akan pernah menjadi pacar ku!"

"Aku hanya bertanya, buat apa kamu marah?"

"Ugh..diam!"

Gadis itu menggertakkan gigi sembari menatap Ren tajam, ugh... gara-gara pemuda ini dia di marahi oleh kakeknya

Alex mendengus sementara Devon terlihat menyeringai lebar

"Ren kita sudah berteman sejak kecil, tapi aku baru tau tipe mu adalah gadis yang garang"

Wajah gadis itu semakin merah, keningnya berkerut seolah ingin memukul mulut para pria di depannya

"Lucy!"

Seorang gadis berambut sebahu berlari menghampiri kelima orang itu

"Meyda! lepas!"

Lucy menghempas tangan Ren sebelum menghampiri Meyda

"Ayo pergi!" ucapnya, membuat Meyda mengernyit, ia mengintip ke arah keempat pemuda lalu melirik wajah temannya

"Mereka siapa?"

"Cuma sekumpulan pria tak tau malu!"

"O..oh benarkah?"

"Jangan membahasnya lagi"

Lucy mempercepat langkahnya meninggalkan koridor

"Ren, kau menyukai gadis itu bukan?" goda Lio

"Entahlah.."

Melihat ekspresi ragu-ragu di wajah Ren, Lio semakin gencar menggodanya

"Ada apa dengan nada ragu-ragu ini? katakan dengan iya atau tidak!"

Alger or Allen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang